Menyusuri Secuil ASEAN !!

Kutinggalkan decak kagum untuk negara-negara ini. ASEAN is Paradise !

This is the Way I love Being a Backpacker !

Ber-backpacking menguji kita banyak hal, mandiri, terbuka dan berani.

Rindu Kota Sultan, Yogyakarta!

Berpetualang (lagi) di Kota yang sarat akan Tradisi nya, Yogyakarta

Welcome In Thailand (Part 1) - Sehari Di Bangkok

Pengalaman Pertama Pergi Ke Luar Negeri, Gratis !

26 Juli 2012

Welcome In Thailand (Part 06) - Hari Hari Terakhir Di Thailand, Time To Go Home !

Yeah, the last days in Thailand membuat saya berfikir, cepat banget hari ini berganti... rasanya baru kemarin kita berangkat dari Juanda, sekarang tinggal menunggu hari sudah harus pulang ke Juanda lagi :( so sad. tapi saya coba terima karena inilah realita, ada perjumpaan, ada pun perpisahan (tapi setidaknya masih ada beberapa hari buat explore Thailand lebih jauh lagi sebelum akhirnya kami meninggalakan negara Gajah Putih ini). this is it !

Setelah makan siang di KFC Big C Superenter, kita lanjutkan perjalanan untuk kembali ke Yala Rama Hotel untuk beristirahat serta bersiap siap menyambut malam yang ditunggu tunggu. malam yang udah dinantikan banget bagi siswa Thailand maupun Kita sebagai Delegasi Indonesia. Malam ini adalah malam Sosialisasi sekaligus Farewell Party untuk kita yang sebentar lagi akan take off dari negara ini. persiapan sudah dilakukan sebulan sebelum keberangkatan, mulai kostum untuk menari beserta pakaianya dan tak kalah juga Lagu kebangsaan Thailand "Phleng Chat Thai" kita hafalin juga.. kesan pertama memang sedikit rumit menghafalkan lirik lirik yang maknanya saja pun kami tak tahu :D tapi ya setelah beberapa jam saja kita udah hafal kok :).

Setelah beberapa jam memasang baju, berias diri dan sedikit latihan akhir di Hotel, kita berangkat menuju salah satu hotel di Yala, tepatnya di exhibition room yang sudah dipesan oleh sekolah kami. sudah banyak banget para undangan yang hadir di nih acara, jadi nervous :D sayang saja, panggung tari tidak seperti yang ada di banyangan kita (besar dan tinggi), yang kita lihat nih cuma panggung kecil (paling muat buat 4 orang) dan cuma setingkat mata kaki aja. alhasil kita jadi agak bingung karena harus merubah posisi tari, menyesuaikan dengan panggung yang tersedia. tapi thank god semuanya bisa teratasi :D. tak hanya kami yang akan menari, ternyata murid murid Thai juga bakal menari tarian khas Thailand juga loh :D wah bagaimana ya rupa kostum kami? ini nih :

Oke kita mulai dengan tarian khas Thaland yang dibawakan oleh 10 orang siswa Raman College ini, ada yang membawa bendera Thai, bendera Indonesia, serta foto Bhumibol Adulyadej, Raja Thailand. tarian disuguhkan sangat khidmad, dengan lembayung lembayung tangan lentik, dan gerakan luwes nya. senang bisa melihat tarian ini secara langsung. nah giliran kita tiba, tarian dimulai dengan saya seorang diri menarikan tarian bali "Pipi Sujenan" yang asal nya adalah sebuah lagu dengan hentakan hentakan suara macam tari kecak, tapi lebih fariatif. Disusul oleh 3 teman saya yang menarikan tapi Mejangeran yang juga berasal dari Bali. penonton berdecak kagum dengan kostum kami yang (mungkin) belum pernah mereka lihat. saya bangga pake kostum ini, Saya bangga jadi bagian dari masyarakat Indonesia !!

Rentetan acara selanjutnya yaitu sambutan kepala sekolah serta perwakilan guru Indonesia (Mr.Ratri dan Mr.Lukman) dilanjutkan pemberian cideramata berupa miniatur gajah Thailand, Uang Baht, Batik made in Thailand serta keris Pattani yang kemarin saya ceritakan (cuma dalam bentuk miniatur, kalo asli mahal men). wah !! senang sekali rasanya dapet nih bingkisan :D hitung hitung buat penyembuh kangen kalo udah lama ga bertemu lagi. tidak kalah juga kami juga memberi bingkisan kepada Raman College berupa miniatur simbol Kota Surabaya. Big thanks !

Acara berikutnya yaitu makan makan, dilanjutkan oleh menyanyikan lagu kebangsaan kedua negara, Indonesia Raya dan Phleng Chat Thai. semua hadirin seketika berdiri menghormati kedua lagu ini. gilaaaa !! bukanya saya mencela ,tapi Di indonesia penghormatan kepada lagu kebangsaan saja tidak ada loh !! (umumnya hanya sebatas penghormatan dalam upacara aja). Saya benar benar kagum kepada cara orang orang ini (umumnya orang orang Thai) dalam menghormati simbol simbol negara, pemimpin, serta sesama nya. Lagu kemudian dilanjutkan dengan lagu perpisahan yang serontak membuat beberapa siswa terharu karena sudah waktunya berpisah :( yah ini momen yang memang tidak diharapkan tapi harus dihadapi, inilah perpisahan ! :)

Setelah itu, acara telah selesai. dan saatnya kita berpmitan kepada siswa siswa Raman, staff serta pihat pihak yang udah banyak berkontribusi dalam menyambut hidup kita disini. terimakasi banyak semuanya, kalian membuatku semakin menghargai perbedaan, loyalitas, serta pertemanan.... :) #waktu nulis ini terharu lagi :)

PENGELUARAN HARI KE 17
  1. Phra Phuttha Saiyat Wat KhuhaPhimuk : THB 0
  2. Wat Chang Hai : THB 0
  3. Big C Supercenter Mall : Gantungan Kunci (THB 90)
TOTAL : THB 90


24 Juli 2012

Welcome In Thailand (Part 05) – Kembali Bertugas + City Tour

     Setelah melewati serunya rangkaian acara TVET 2012 kemarin, kita lanjutin tugas utama kita datang ke Thailand, Mengajar. Yap, kami ditugaskan untuk membina murid murid di Raman Industrial And Community Education College tentang berbagai ilmu pengetahuan, terutama tentang TI (Teknologi Informasi). Ini adalah salah satu kebijakan pemerintah Thai buat meningkatkan intelejensia penduduk perbatasan (khususnya perbatasan selatan). OK kita mulai pada jam 08.00 Pagi kita sudah stand by di lobby Rama Yala Hotel buat menunggu jemputan mobil sekolah. Sekedar info bahwa jarak antara Rama Yala Hotel dengan Raman College lumayan jauh, sekitar 45-60 Menit naik Mobil pribadi, jauh juga yaa… kasihan juga orang yang antar jemput kita setiap hari harus macam ini terus, haha… sebelum tancap gas Ke Raman College, kita makan pagi dulu (ambil breakfast sikit sikit laa..) à nih kalimat mesti diucapkan sama orang yang mengantar kita. Jam 09.30 baru kita sampai di Raman College.

     Dengan sesi perkenalan yang singkat, saya sudah bisa sedikit bersosialisasi dengan murid dikelas walaupun ada kendala bahasa. Mereka menerima kita seperti layaknya teman sendiri. Disini saya (dibantu 3 teman saya) diberi mandat untuk mengajar materi tentang editing foto (pake Photoshop) yaahh… macam move tool, rectangle tool, layer, text tool dll.. Terlihat banget antusiasme anak anak meskipun ada yang ga bisa sama sekali, mereka coba ngikutin langkah langkah dan akhirnya bisa juga kok :D. saya dibantu sama 3 teman saya yang lain buat memonitor kalau kalau ada yang kesulitan bisa dibantu dengan cepat.setelah materi usai, saya kasih mereka PR biar ga lupa sama materi hari ini 

     Selesai mengajar di sekolah bergengsi di Yala Province, kita lanjutkan kegiatan dengan City Tour atau tour keliling kota. Destinasi pertama adalah mengunjungi Sekolah Pembinaan, saya kurang tau persis namanya karena semua tulisan disini berbahasa thai -_- jadi ini sekolah namanya apa pun saya juga tak tahu. Sekolah Pembinaan ini tuh sekolah (lebih tepatnya Instansi) dibawah asuhan Raman College untuk melatih anak anak di sekitar tempat Sekolah Pembinaan itu. Mulai dari Teknik Komputer, Teknik Konstruksi, Arsitektur, Bangunan dll… semua dibina disini (dan masa belajarnya hanya 4 Bulan saja – Sabtu,Minggu) kita dapat ijin untuk cobain salah satu fasilitas yang ada di S.Pem ini salah satunya yaitu Escavator Simulator (Bentuknya macam simulasi game mobil-mobilan yang biasa kita lihat di Timezone/Amazone tapi ini buat menggerakan Traktor pasir dan harganya sekitar 300.000 baht (Kalikan 300 rupiah) lengkap dengan kursi, control kendali, computer dan layar plasma superbesar. Kita coba nih simulator layaknya main mobil mobilan, dibawa enjoy aja :D tapi untuk menjalankan simulator ini secara benar tidak mudah memang, mulai dari Kendali Gerak, Jarak Pandang, Sudut pengambilan dan blablabla (saya ga ngerti yang beginian, hehe). Tapi setelah lulus training ini, kita langsung punya peluang kerja yang besar. Contohnya MR.XXX (lupa nama) dia menjalani masa training selama 4 bulan disini, Masa percobaan kerja 2 bulan dan langsung di kontrak perusahan besar dibawah naungan Negara Adikuasa Amerika Serikat. Tidak tanggung tanggung, gajinya mencapai 20.000 Baht per bulan (Sekitar 6.000.000 rupiah) :O.

     Kita lanjut perjalanan berikutnya pada jam 14.00 di Tempat Pembuatan Keris Melayu. Seorang kakek dengan baik hati menyambut kita dan menjelaskan seluk-beluk, sejarah, serta latar belakang dibentuknya keris secara lengkap. Ini adalah info yang kita dapat dari kakek itu :

     KERIS, Pertamakali Keris muncul di Negara melayu secara serentak (Misalnya Malaysia, keris pertamakali teridentifikasi di Pulau Suku). Fungus keris ini nih sebagi symbol yang digunakan para dewa Hindu untuk melantik raja raja hindu sekutram jaman dahulu. Keris à bahasa Melayu, terdiri dari 4 huruf arab yaitu Kaf, Ro’, Ya’, Sin = K(Kerajaan), R(Raksasa), Y(yang), S(Sakti). Keris juga digunakan sebagai alat untuk menunjukkan kawasan pemerintahan Raja.Di setiap daerah mempunyai cirri-ciri keris yang berbeda, seperti yang kita temui di sini adalah Keris khas daerah Pattani. Kakek Dzulkifli yang menjelaskan seluk-beluk keris ini adalah keturunan ke-4 dari pembuat keris dewa dewa Buddha terdahulu bernama Pandai Saraf. Oleh karena itu, keris wajib dilestarikan di masa depan sebagai refleksi orang buddha ataupun melayu dalam menjalankan roda kerajaanya (sekarang lelaki biasa pun bisa menjadi raja sehari dalam pernikahan, makanya mereka juga butuh keris). Anggapan anggapan bodoh seperti kekuatan mistis, roh roh yang tersimpan di keris hanyalah mitos bodoh belaka. Keris hanya digunakan sebagai symbol kekuasaan dalam dalam suatu kerajaan. Untuk membuat 1 bilah keris diperlukan waktu 1 bulan (untuk 1 orang) dan 1 hari jika dikerjakan oleh 10 orang, harganya bervariasi, yang kita lihat waktu itu tuh keris Pattani dengan harga 3.500 Baht (Rp.1.050.000,-).

     Puas menerima berbagai informasi menarik dan bermanfaat dari Kakek Dzulkifli selaku pemilik usaha pembuatan Keris, kita lanjutkan perjalanan untuk kembali di hotel kemudian berkeliling di Pasar Pakaian Bekas, dekat dengan hotel di Yala pada pukul 19.00 setalah makan malam. Pasar ini nih pasar yang menjual baju/tas/sepatu/jas yang seconhad alias bekas. Harganya yang sangat miring memang menjadi ajang promosi kepada masyarakat sekitar.. tapi saya rasa kualitas barang yang dijual disini sudah agak rendah (maklum lah namanya juga secondhand). Tas tas yang kita lihat, talinya sudah banyak yang mbrodol alias lepas semua. Baju dengan ukuran Big Size yang Lungset, dan warna pakaian yang udah sedikit pudar. Kalau memang tergiur beli pakaian dengan harga miring, ya disinilah tempatnya… tapi sepadan lah sama harganya, bisa bisa baru dipake sehari sudah….. tiiiitttt tiiiiittt :D.

     Lanjut perjalanan ke Café X-Ray pada pukul 20.15. kalo di Indonesia namanya kafe remang remang :D tata cahaya yang redup, dengan tontonan TV proyektor besar yang dipasang di depan pengunjung,macam lihat layar tancep. Disini tak ada kegiatan yang mencurigakan, kegiatan yang janggal ataupun yang lainya, semua pengunjung terlihat beraktifitas seperti biasa bersama keluarga mengisi perut dan melihat hiburan televisi. Tidak seperti tipe kebanyakan masyarakat kita (kagak semua kok) yang kalo udah datang ke café macam ini, sudah dibuat ajang untuk bermesra-mesraan dengan pasangan, transaksi narkoba, minuman keras dan bahkan kegiatan seksual…. Duh, ayo dong contoh nih kelakuan orang orang Thai. Positif dan menguntungkan diri sendiri.

     Kita pulang untuk beristirahat di Rama Yala Hotel untuk bersiap melanjutkan “Tugas mulia” dan (tentunya) City Tour keesokan harinya.

PENGELUARAN HARI KE 10
  1. Headset Handphone : THB 200
TOTAL : THB 200

     Hari berikutnya, seperti biasa kami memberi materi kepada murid murid di Raman College. Kegiatan pembelajaran berjalan seperti biasa, sama persis seperti hari kemarin. Jadi ga perlu lah saya ulang ulang lagi J. Yang membedakan buat hari ini tuh ketika kita join dengan siswa siswa setempat untuk upacara sebelum masuk kelas. Suasana upacara sepi banget, ga kaya di sekolah saya (yang pesertanya lebih dari 2000 orang). Di raman College hanya sekitar 40-50 orang aja -_-. Sewaktu bendera Thailand dinaikkan, petugas upacara pun tak ada, hanya siswa yang mengerek bendera secara cepat keatas tanpa langkah langkah Paskibraka. Lagu kebangsaan Thailand “Pleng Chat Thai” pun dinyanyikan secara tidak khidmat oleh siswa, jadi Cuma nyanyi nyanyi pelan doing, ga pake hormat. Saya belum tahu apakah memang Siswa Raman College yang sedang tidak bersemangat atau memang sudah tradisi di Thailand turun temurun ? I don’t know. Setelah kepala sekolah menyampaikan pidato nya, kita dipanggil ke depan untuk memperkenalkan diri dan kasih tau ke teman teman Raman, apa yang kita rasain selama berada disini.

     Setelah upacara dan mengajar selama beberapa jam di kelas, kita mendapat kesempatan untuk Belajar Buat Batik di salah satu koridor sekolah. Mengejutkan memang, masa’ kita buat produk khas negeri sendiri di negeri orang? Malu dong… tapi anggapan saya salah, disini batik bukan batik yang sering kita temui di Indo (yang kebanyakan punya motif serupa dan simetris), di Thailand mempunyai corak batik yang berbeda, jadi kita menggambar pemandangan di selembar kain (pake canting dan malam cair juga), bisa pemandangan alam, darat, bunga, dll. Sedihnya, menggambar dengan canting ternyata tidak semudah yang saya lihat di televisi. Canting seringkali macet, tangan terkena cairan malam panas, kadang juga cairan malam nya tumpah di kain yang saya gambar L. Alhasil gambar yang saya harapkan tidak sesuai dengan apa yang dituangkan di “calon” kain batik ini. Yah… ini gambar yang saya buat di kain tersebut. Jangan tertawa :D :



     Mr. Achsani asli Thailand yang berbahasa melayu, dia mengajarkan kita cara menggambar batik Thailand yang benar, bagaimana cara menggambar dengan canting dan mewarnainya dengan cat. Perasaan saya? Senang dan sedikit malu. Senang karena saya bisa tahu latar belakang batik asli Thailand serta cara membuatnya, sedikit malu karena “saya” sebagai salah satu penduduk Negara yang sudah mematenkan batik di UNESCO tidak bisa menggambar batik dengan baik. Tekad saya saat itu “Saya harus bisa mengenal kesenian dalam negeri lebih jauh”.


     Setelah membuat batik di Raman College, kita kembali ke Hotel untuk beristirahat, setelah makan malam di salah satu restoran di dekat Rama Yala Hotel dan mampir beli camilan di 7Eleven, kita harus mengerjakan tugas yang sangat penting, memasang replika logo kota Surabaya yang sudah pecah karena guncangan di mobil. Kita membawa 2 replika Surabaya, yang pertama untuk diberikan kepada Raman College, yang kedua untuk KBRI di Yala (Konsulat Jendral Indonesia di Thailand). Sayangnya, 1 replika tersebut rusak dan pecah. Alhasil malam itu kita berkumpul bersama buat melekatkan lagi tuh Replika dengan lem, yahh, walaupun ga mirip seperti asli nya pokok nya NEMPEL :D. selepas kegiatan itu, kita pergi berstirahat.

PENGELUARAN HARI KE 11
  1. Raman College : THB 0
  2. 7Eleven : THB 0 à camilan nya dibayari ^_^
TOTAL : THB 0

     Hari berikutnya, seperti biasa kami mengajar IT (Photoshop) kepada siswa di Raman College kemudian melanjutkan kegiatan mewarnai batik yang kita buat kemarin. Sayangnya, saya ketiduran (karena capek banget nih badan) alhasil saya tidak ikut mewarnai batik saya -_- so sad. Hari ini teman teman saya banyak yang tepar (Kelelahan) termasuk saya, jadi city tour hari ini dibatalkan untuk beristirahat, selesai (loh kok singkat banget -_-). Hampir tidak ada kegiatan yang bisa diceritakan di hari ini, kegiatan banyak yang batal karena teman saya banyak yang sakit (guru nya juga demikian) termasuk saya, so it’s better for postponing the tour than force it then make your sickness getting worse. Tapi besok bakalan jadi hari yang menyenangkan, selain badan kita yang fit, sekolah libur, dan kita bakal keliling 2 provinsi di Thailand :D.

PENGELUARAN HARI KE 12
  1. Raman College : THB 0
TOTAL : THB 0
    
     Selesai mengikuti rangkaian acara, trip kita dilanjutkan ke salah satu masjid bersejarah di Narathiwat, Wadi Al-Husein Mosque (Masjid tertua di Provinsi Narathiwat). Selama kita bertandang ke tempat ini, kita menemui bangunan masjid yang terbuat dari kayu, berbentuk rumah panggung dengan atap yang (sedikit banyak) mirip dengan rumah adat Gadang. Masuk kedalam, kita bakal menemui arsitektur masjid yang berdiri sekitar 450 tahun ini sudah sangat kuno, setiap level dari shaf dipisahkan dengan pembatas tanpa pintu, mimbar imam yang berdampingan dengan shaf makmum dll. Tapi ada beberapa fasilitas yang sudah diperbarui, seperti adanya jam digital, likusan kaligrafi modern, kipas angin, lampu atap baru dll. Kita merasa cukup betah berlama lama disini, selain bisa menjalankan sholat dengan sangat Khusu’, kita juga jadi banyak tau tentang background masjid ini dibangun.

CERITA TENTANG WADI AL-HUSEIN MOSQUE : Masjid ini dibangun di jaman Hijrah 1044 (1624 Masehi) oleh Wan Husein, salah satu guru di Sano Village. Seluruh bangunan ini dibangun dari katu Takhian atau Malabar dengan paku yang juga berasal dari kayu besi. Masjid ini merupakan sebuah kombinasi antara Arsitektur Jawa dengan budaya seni lokal sebelum pengaruh budaya arab muncul. Artefak dan alat alat konstruksi disimpan didalam masjid ini, ada juga kaligrafi Al-Quran yang bagus dan indah yang dipercaya adalah buatan Wan Husein.

     Selesai berwisata religi dan sejarah di Masjid Wadi Al-Husein, kita lanjutkan trip kita ke Ao Manao-Khao Tanyong National Park – Narathiwat. Tempat apakah ini? Ao Manao adalah pantai dengan atol sedangkan Khao Tanyong adalah bukit batu yang berdiri kokoh disamping pantai Ao Manao. Tidak jauh beda dengan Samila beach atau Haad Khaew Beach, yang membedakan adalah : 1) Pantai ini mempunyai pasir yang warnanya cerah (coklat-orange). 2) Ada bukit Khao Tanyong, bukit yang terdiri dari tumpukan batu batu besar yang menghiasi sudut pantai ini. 3) ada atol di sebelah kanan (seperti daratan kecil) di tepi laut, kedalamanya dangkal, bisa untuk berenang anak anak kecil. 4) Gugusan pohon pohon yang lebat di sebelah kiri. Pantai ini menjadi daya tarik para wisatawan lokal dan mancanegara di distrik selatan Thailand, pantai ini juga adalah pantai paling selatan di Thailand. Sayangnya, pantai ini (akan) ditutup setiap pukul 4 sore, lewat pukul 4 sore (katanya) akan diusir paksa oleh petugas. Nah, sewaktu kami tiba disini, jam sudah menunjukkan pukul 15.30 yang artinya kita hanya punya waktu setengah jam untuk eksplore nih pantai, alhasil tidak ada kegiatan berenang, banana boat, piknik atau lainya. Hanya sekedar menikmati suasana alam dan berfoto bersama (kurang lengkap rasanya pergi ke pantai tanpa berenang, beneran !). tapi yah, dengan hasil foto foto yang cantik disini, puaslah kita menjelajah nih pantai J

     Lapar? Pastinya J kita bertandang ke salah satu Floating Restaurant tidak jauh dari Ao Manao. Tempat ini nih restaurant dengan background sungai yang bermuara ke pantai tadi, sungai berair payau ini terdapat banyak binatang laut yang unik, seperti siput laut, kerang, dan ikan ikan yang kalo di sungai kita udah pasti mati -_-. Makanan yang disajikan juga mayoritas seafood alias makanan hasil laut. Dasar lidah saya saja yang ga kebiasaan sama makanan yang beginian, jadi ga terlalu menikmati makanan ini :D. berfoto disini dengan background sungai merupakan angle yang tak kalah bagus J

     Pulang? BELUM !!, kita masih ada kegiatan terakhir. Kita akan mengunjungi rumah salah satu guru Raman College yang baru saja menikah (guru nih juga yang ngantar kita keliling keliling thai). Setelah melewati jalan yang kanan-kirinya hutan, kita sampai di Rumah Mr.Albab dan disambut oleh penghuni satu rumah “Kita nak datang dari Indonesie”. Ucap salah satu teman saya. Akhirnya setelah percakapan panjang, kita PESTA DUREN !! berpuluh puluh duren disajikan di hadapan kita, saya yang di Indonesia tidak pernah sekalipun makan duren jadi kebawa suasana akhirnya iseng saya coba satu, satu lagi, dan satu lagi, ternyata enak juga yah haha :D. disini, saya bertemu dengan seorang bapak yang sudah sepuluh tahun menjelajah dunia, mulai dari Norway, Sweden, france, Malaysia, Australia dan Negara Negara lainya secara GRATIS (karena urusan bisnis), saya termotivasi oleh beliau untuk lebih berani buat menjelajah atau bisa backpacking ke destinasi yang lebih luas (tapi tentunya tidak gratis, hehe). Beruntung saya mendapat undangan untuk datang ke tempat ini, selain mendapat suasana keakraban, saya juga mendapat pelajaran berharga buat lebih berani J. Terimakasih bapak…. (lupa nama lagi -_-)

     Setelah berjam jam bercakap-cakap, kita pamit undur diri buat kembali beristirahat di Hotel, terimakasih untuk trip hari ini, benar benar sangat berkesan ( tapi ga bisa berenang L ). Esok hari mungkin apa yang saya sebut sebagai “The Real Backpacking” mau ngapain? Tidur dulu ah.. ngantuk!

PENGELUARAN HARI KE 13
  1. Pondok Pesantren Nadratul Jannah : THB 0
  2. Wadi Al-Husein Mosque : THB 0
  3. Ao Manao-Khao Tanyong National Park : THB 0
  4. Floating Restaurant : THB 0
TOTAL : THB 0

     Hari yang saya nantikan telah tiba. Dimana hari ini kita diberi kesempatan untuk merencanakan perjalanan sendiri. Ada banyak planning bodoh yang sudah saya buat, mau kemana aja? Beli apa aja? Itu semua sudah saya rencanakan, sayangnya karena keterbatasan informasi tentang provinsi Yala di internet (atau saya saja yang males nyari info), rencana ini Cuma sebatas rencana saja :D. setelah sarapan, kita jalan kaki untuk Menelusuri Jalan-Jalan Di Yala dengan kaki sendiri (biasanya kan naek mobil, sekarang coba susah susah sedikit, haha). Ada banyak hal yang kita temui, di sisi kiri dan kanan banyak penjual baju, sepatu, tas dan pernak pernik lainya..yah, karena saya tidak punya plan buat beli sesuatu macam ini (yang di Indonesia juga banyak, kok), saya hanya sambil lalu melewati tuh pertokoan. Berbeda dengan teman saya yang wanita, setelah berlama lama memilih baju di salah satu toko, akhirnya die gak jadi beli (what a women -_-). Setelah sekitar 1,5 jam berkeliling mulai Sribumbung Rd, Sepanjang jalan Tasyenk Station dll, kita naek tuk-tuk menuju area depan salah satu masjid besar di Yala (NB: Bayar tuk-tuk THB 20/Orang). Kita mendapati pasar tradisional yang ga beda jauh lah sama di Indo, ada keramaian, desak-desak pembeli, tawar-menawar, teriakan “dipilih-dipilih !!” :D dll. Tak ada apapun yang kita beli disini (palingan cuma minum) karena saya rasa di Indonesia juga ada, walaupun memang barang barang nya banyak yang memikat mata J. Setelah berjalan jauh, kita naek tuk-tuk lagi menuju Taman Kota Yala buat makan siang.

     Taman kota Yala ini bagai oase di tengah keramaian dan panas nya Yala. Tanaman yang rimbun, ada fasilitas untuk tempat bermain anak, lesehan/angkringan (macam restoran tapi duduk di tikar), dan yang paling bagus adalah adanya danau besar dengan latar belakang gunung. Dengan jembatan di tengah tengahnya serta permainan sepeda air yang bisa dicoba kalo berkunjung kesini. View nya itu loh, cool banget kalo dibuat foto foto. Terlihat banyak keluarga yang pake tempat ini buat piknik, rekreasi dll. Sayangnya saya tidak sempat mencoba wahana sepeda air di tengah danau L kayaknya asik..

     Oke dari sini kita naek tuk-tuk lagi ( banyak duit yee :D ) menuju hotel untuk beristirahat, sementara teman saya sedang tepar di tempat tidur, saya mencuri waktu untuk melakukan perjalanan sendiri (a part of backpacking, isn’t it?), dengan info seadanya, saya berencana menuju Wat Phra Mahathat Chedi Phra Buddhadharma Prakat (Namanya panjang banget) naik tuk-tuk. Dari yang saya baca, wat ini adalah yang terbesar di Yala. Sialnya, tak satupun orang atau pengemudi tuk-tuk yang tau keberadaan Wat ini (ini supirnya yang ga tau atau saya yang salah baca info ya -_-). SAYA : “Saya mau ke Wat ini” | SUPIR : “Tak ada wat macam ini” | SAYA : “Ini kan wat yang paling besar di yala” | SUPIR : “Semua wat sama besarnya” | SAYA : “antarkan saya ke wat yang paling bagus” | SUPIR : “Semua Wat sama bagusnya” | SAYA : “yasudah, antarkan saya ke salah satu Wat saja” | SUPIR : “200 Baht” | SAYA : GILA !! Mahal banget.. (mungkin karena bahasa Thai dan melayu saya jelek, saya dibebankan cost yang banyak karena dihitung turis asing. Alhasil, saya membatalkan transaksi dan kembali ke Hotel untuk searching info di internet mengenai kebenaran informasi tentang wat ini. Sialnya lagi, jaringan internet di Hotel saya mati L. Yasudah saya pergi lagi tanpa ada info info Wat yang saya tahu. Show must go on !.

     Saya berjalan terus tanpa tujuan mencari kalo kalo ada Wat yang berdiri di sekitar hotel saya, dan ternyata benar. Sekitar 800 meter di sekitar Rama Yala Hotel, terdapat Wat Buddhapum. Wat ini terletas tepat di sebelah Provincial Library of Yala (Perpustakaan Provinsi Yala). Tidak seberapa besar, arsitektur yah seperti Wat di Thailand pada umumnya, tak ada tiket masuk, sepi, dan akses foto terbatas ( karena saya jalan sendiri jadi tidak ada yang bisa fotoin saya L ).

     Sudah puas melihat kemegahan Wat Buddhapum, iseng saya ingin melanjutkan perjalanan ke Wat Siam (ini saran dari supir tuk-tuk tadi). Saya bertanya ke banyak orang, tidak ada yang mengerti english. Bahasa melayu pun tak bisa, hampir semua tanda tanda di jalan ditulis dalam bahasa Thai. Waduh, tamat riwayat saya. Hampir 3 kilo saya jalan terus, ditemani hujan deras, saya terobos terus demi mencari orang yang bisa mengerti saya. Akhirnya setelah beberapa lama, saya bertemu dengan orang yang bisa Bahasa Melayu :D Rasanya bahagia banget. Setelah saya tanya dimana Wat Siam?, dia tak tahu -_- saya langsung desperate dan putus asa L hiks. Saya pun memutuskan untuk balik ke hotel dengan tuk-tuk. Beruntung disini rasa lelah saya terobati karena di tuk-tuk ini, banyak orang yang mengajak saya ngomong bahasa inggris (karena saya tidak ngerti bahasa Thai, Bahasa melayu pun kurang paham). Kesan nya saya seperti bule deh, beneran :D.

      Selepas sampai di hotel, saya langsung tidur karena memang capek banget jalan 3 kilo dengan guyuran hujan. Malam harinya, setelah makan malam kami diajak untuk berjalan jalan di sekitar Pasar Tempat baju baju secondhand. Sama seperti lokasi yang saya kunjungi beberapa hari sebelumnya, bedanya jika kemarin tidak seberapa ramai, hari ini (minggu) sepanjang jalan dipenuhi penjual. Harga nya pun lebih gila !! sampai saya melihat sign bertuliskan “50 Baht” saya serontak lari dan langsung pilih-pilih baju. Gila, ada brand Adidas, Nike, Calvin Klein, GAP, dll CUMA 15.000 men !! di Indonesia kaga ada macam ini. Di sudut toko yang lain, ada promo yang ga kalah gila “10 Baht alias 3000 RUPIAH” oh Tuhan !, saya langsung lemas saking senang nya. 2 jam berada di pasar ini, saya membeli banyak sekali baju, ada 7 buah baju dengan total harga Cuma 250 Baht / 75 Ribu Rupiah saja !! kalau di rata rata, 1 buah baju hanya 10 ribu rupiah loh !. Mungkin ini imbalan yang saya dapatkan setelah tadi berjalan jaoh banget, sekarang saya seperti orang paling bahagia. Bukanya saya Shopping maniac atau orang yang doyan banget belanja. Tapi kalo ada kesempatan belanja dengan harga berpuluh puluh kali lipat lebih murah dari yang ada di Indonesia, why not?. Bayangkan saja, baju yang di Indo bisa mencapai 300-500 ribu, disini Cuma 3 RIBU. Walaupun bekas, kain masih bagus, kalo di laundry saja mungkin sudah terlihat baru lagi. Dan akhirnya saya menargetkan untuk berbelanja lagi disini jika ada waktu luang. Senang nya…!! :D

Pulang ke Hotel, kami menghabiskan jam malam untuk maen kartu UNO hingga larut malam. 

PENGELUARAN HARI KE 14
  1. Wat Buddhapum : THB 0
  2. Naik tuk-tuk Balik ke Hotel : THB 20
  3. Pasar  : Baju (THB 250)
TOTAL : THB 270

     Well, hari senin ini… seperti biasa kami memberi materi IT kepada siswa di Raman College. Selepas itu, kami melanjutkan project menyelesaikan batik yang kita buat kapan hari itu. Mewarnai lebih mudah daripada menggambar, ituah yang saya alami selama pembuatan nih kerajinan tangan. Menyenangkan sekali bisa buat kerajinan dengan tangan serta usaha sendiri. Ga hanya batik, saya juga buat kerajinan kain yang dibuntal sama karet, orang jawa bialangnya jumputan. Hasilnya? Hmm… ga mengecewakan dan bagus juga :D

     Setelah berlama lama mengerjakan handcraft ini nih, kita mulai melakukan city tour ke salah satu pusat perbelanjaan pakaian secondhand juga, namanya Pasar (). Pasar ini menjual banyak macam pakaian sama seperti Pasar (). Sayangnya, walaupun harganya murah, tapi baju baju disini lebih layak untuk dijadikan lap meja :D karena dari warna dan kualitas sudah banyak yang ga layak pakai. Tas pun begitu, wlaupun harganya Cuma 10 Baht, tapi nih tumpukan tas Cuma macam sampah, ditumpuk dengan tas yang lain, banyak debu, kualitas tak layak pakai dll.. alhasil saya mengurungkan niat untuk pergi shopping di nih Pasar, takut-takut nanti baru beli sudah rusak, kan rugi.. saya rekomendasikan untuk pergi ke () ketimbang di (). Sayangnya, ketika kami berencana untuk berkunjung ke pasar () lagi, tiba tiba kita dapet undangan mendadak buat makan malam dengan kepala sekolah Raman College. Jadilah kita batalin planning dan ngikut ke Tara Food Restaurant yang letaknya persis di sebelah Rama Yala Hotel.

     You know what? Disini kita dipesankan makanan yang paling enak dan mahal, mulai dari nasi goreng, telur dadar, cumi cumi panggang, sup seafood, kreco (atau bekicot yang digoreng), dan yang paling mahal tuh udang goreng dengan ukuran segede telapak tangan saya :D. Mr.Ratri (Headmaster) menjamu kmi dengan ramah dan baik banget, tapi karena porsi makanan-makanan ini terlalu banyak, alhasil banyak makanan yang ga dimakan dan akhirnya dibungkus untuk dibawa pulang ke hotel. Bill nya berapa nih? 4300 Baht atau Rp.1.290.000,- untuk 1 kali makan malam dengan 13 orang !!! mahal banget. Tapi tenang saja, nih makanan bejibun Mr.Ratri yang bayar, saya tidak mengeluarkan Baht sepeserpun loh :D haha. Big thanks for Mr.Ratri our beloved Raman Headmaster.

     Setelah puas mengisi penuh perut kita, kita balik ke Hotel… yah, tidak ada trip yang spesial hari ini. Mungkin besok bakal jadi hari yang menyenangkan? Who knows..

PENGELUARAN HARI KE 15
  1. Raman College : THB 0
  2. Pasar () : THB 0
  3. Tara Food Restaurant : THB 0
TOTAL : THB 0

     Hari ini hari yang sedikit berbeda dari kemarin yang benar benar membosankan, kalo kemarin kita ngajar IT (Photoshop) ke siswa Raman College, kali ini kita ngajar Bahasa Inggris di salah satu kelas guru asal Mindanao, Philiphines, sebut saja Mr.Bong. disini materi bahasa inggris yang diajarkan benar benar basic. Yah, mulai dari name, adress, hobby, sex, birth dll.. padahal mereka siswa tahun kelahiran 1994-1996 loh !. nah, ini gunanya school partnerships, mengembangkan skill dan kemampuan siswa daerah perbatasan. Suasana kelas gokil banget, ada yang baca vocab english nya salah, ada yang bahkan belum bisa nulis huruf latin … tapi bukan meremehkan, sebaliknya kita sangat care dengan mereka. Kesalahan yang ada segera diperbaiki oleh baik kita ataupun Mr.Bong. alhasil, mereka jadi lebih banyak mengenal kosa kata bahasa inggris. Senangnya bantu orang lain J

     Selepas mengajar, acara city tour dimulai dengan mengunjungi SalonI got my haircut there. Potong rambut gratis dengan model Bangkok men’s style yang saya coba, dan hasilnya yah seperti sekarang ini, bagus banget. Saya jadi sedikit terlihat macam orang Thai saja, haha :D. setelah itu, acara lanjut ke salah satu Toko Komputer di Yala, teman saya yang penggemar IT mau belanja produk produk IT yang katanya lebih murah disini daripada di Indonesia. iPhone 4s yang saya temukan Cuma berharga Rp.6.700.000,- dibanding yang di Indonesia seharga Rp.7.700.000,- (beda satu juta rupiah) !! mau beli? Haha nanti kalo saya sudah kaya !

     Acara dilanjutkan ke puncak destinasi. Kita mendapat undangan kehormatan untuk mengunjungi tempat yang paling sakral, paling mempesona, yaini rumah salah satu tokoh penting di Thailand. Itu adalah Rumah Tuan Wan Muhammad Nooh Natta, Mantan juru bicara kementrian kerajaan Thailand yang juga fasih berbahasa Melayu. Sesaat setelah kita memasuki pagar halaman rumahnya.. terlihat hamparan taman yang besaaarr banget ! dengan air mancur, bunga bunga yang tertata rapi dan dekorasi unik di setiap sudut taman. Masuk kedalam bangunan, akan terlihat ruang makan yang biasa digunakan untuk menjamu tamu kehormatan. Ada juga koleksi koleksi benda bersejarah seperti plakat, medali, cideramata negara sahabat, parfum, jam tangan, uang kuno dll. Di satu sisi rumah ini terlihat bagai museum, di sudut bangunan yang lain, kondisi berubah total (lebih mirip seperti istana presiden). Di bangunan yang kedua (yang terpisah dari bangunan utama) adalah tempat para tokoh penting menyampaikan pidato atau rapatnya, disaksikan oleh ratusan orang yang bakal memadati gedung ini (lantai 2 terlihat seperti tempat duduk yang disusun mcam gedung bioskop). Wahhh… rumah saya mungkin Cuma seper-sekian kali dari bangunan ini ya -_-.

     Setelah melakukan touring di dalam rumah, kita diajak oleh beliau untuk makan malam di salah satu ruang makan (ruang makan disini ada banyak). Tuan Muhammad Nooh bercerita tentang kunjunganya di Indonesia, kunjungan ke negara sahabat, konfrensi KAA, dll (terlalu banyak, jadi susah diingat J). Setelah itu kita berfoto bersama bersama beliau, berjabat tangan, dan menunggu kunjungan balik ke Indonesia. Sudah dapat undangan di rumah mantan juru bicara menteri, berjabat tangan, dijamu makan malam dll…. Ahhh!! Sepertinya uang 5 Juta yang saya keluarkan untuk pergi ke Thai ini ga ada bandinganya dengan apa yang udah saya dapat, terutama saat event hari ini… :D
     Setelah pamit pulang dari negeri para menteri. Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi pasar pasar yang tersebar mulai dari Akarnsongkhro Soi Yenakat Rd, Soi Sujarit Rd, Ponamuang Rd, dan beberapa jalan lainya. Dsini banyak dijual baju baju dan sepatu murah. Sayangnya, karena barang barang disini mayoritas diperuntukkan buat cewe’. Alhasil saya ga beli apapun disini. Ada sepatu berharga 40 Baht, Baju 10 Baht, dan berbagai variasi model serta harga. Bagi cewe’, tempat ini mungkin surga nya belanja..

     Puas berbelanja di kompleks pasar ini (nyatanya ga beli apa apa, haha) kita akhiri perjalanan kembali ke Rama Yala Hotel untuk istrirahat menunggu apa yang bakal kita alami di hari esok… tak terasa loh tinggal 5 hari lagi kita ada di negeri seberang L.

PENGELUARAN HARI KE 16
  1. Potong Rambut : THB 0
  2. Toko Komputer : THB 0
  3.  Rumah Tuan Wan Muhammad Nooh : THB 0
  4. Kompleks Pasar Soi Rd. : THB 0
TOTAL : THB 0 
     
     Kita pergi lagi seperti biasa ke Raman College pada keesokan harinya. Mau mengajar lagi? TIDAK. Tak terasa kemarin nih udah hari terakhir kita buat ngajar siswa-siswi Raman College. Hari ini kita diundang buat berpartisipasi dalam kegiatan peresmian masjid di Raman College yang diberi nama “Prayer Hall” – Aula Sholat, jadi bukan bernama  Al-Mubarak, Darul Islam, Istiqlal, dll macam yang ada di Indonesia. Di acara ini, turut hadir siswa dan pimpinan dari sekolah sekolah seberang, Seperti Pondok Pesantren (), sampai Mantan Juru Bicara Kementrian Thailand, Tuan Wan Muhammad Nooh yang kemarin menjamu kita di rumahnya :D. Selagi menunggu beliau datang, kita dikomandoi untuk berbaris berjajar buat menyambut kedatangan Mr.Nooh. Siswa Indo maupun Thai bercampur tanpa ada sekat ras/budaya/agama. Dan akhirnya, beliau datang bersama segerombolan orang orang (yang juga penting) melewati jajaran barisan kita.

     Acara dimulai dengan sambutan dari Mr.Ratri Shawat selaku Kepala Raman College, diikuti Sambutan Tuan Muhammad Nooh, Ada juga kegiatan penyerahan bantuan tunai ke sekolah (kalo di Indo mungkin semacam BOS), penyerahan uang bantuan bagi siswa berprestasi, serta cidera mata untuk kenang-kenangan. Acara dilanjutkan dengan pemotongan pita sebagai lambang peresmian bangunan. Terlihat balon yang diterbangkan bersama kain berhias tulisan (ga tau bacanya apa, bahasa thai -_-). Segera sorak tepuk tangan memeriahi seluruh area event berlangsung. Beliau bersama yang lainya berdoa selepas pemotongan pita dan dilanjutkan dengan memasuki kawasan masjid untuk sekedar melihat lihat.


     Acara ini berlangsung tertib banget, ditambah dengan adanya berpuluh puluh tentara yang berjaga-jaga di sekitar tempat event berlangsung. Wah, bisa foto sama polisi Thailand nih XD, kapan lagi ada moment macam ini? Cuma sekarang, kan? Setelah acara usai, kita berpamitan sama guru dan staff Rman Industrial And Community Education College. Tak terasa ini hari terakhir saya mengunjungi sekolah ini, dengan pengalaman yang akan saya ceritakan nanti di Indonesia. Got a big thanks for this school who has taught me how to act like a good thai people, learn their southern thai culture and much more which I couldn’t barely mentioned J. Terimakasih banyak :D

     Selepas berpamitan, kita diundang untuk datang ke Pondok Pesantren () yang juga berlokasi di Yala. Pesantren ini tuh Pesantren yang juga punya sekolah setingkat TK dan SMP, dengan para guru lulusan dari universitas di Syria, Qatar, Mesir, dan Riyadh(Saudi Arabia). Sewaktu datang berkunjung, kita dijamu dengan makanan dan minuman yang ga beda jauh lah sama di Indonesia, roti isi daging, kelengkeng, jus anggur, dll. Yang membedakan disini adalah SUASANA. Bener bener terlihat jelas adat budaya timur yang masi di pegang oleh orang orang disini. Ruang tamu berhiaskan kursi khas Arab, dengan penghuni yang kesemuanya guru berjilbab (cantik cantik :D). uniknya, mereka disini menggunakan bahasa Thai sebagai bahasa kedua, yang pertama tuh Bahasa Melatu yang banyak digunakan di Malaysia, Brunei dan Indonesia juga. Intinya, komunikasi yang terjadi di antara kita saat itu cukup akrab dengan sedikit kendala bahasa J.

     Salah satu guru memberi kita cidera mata berupa daun emas yang Cuma ada di Thailand bagian selatan. Bagus banget !!benar benar seperti emas (tapi warna nya sedikit gelap saja). Terimakasih !!
     Selepas beramah tamah, kita diajak berkeliling disekitar Pesantren itu, mereka belajar dari jam 8 hingga jam 4 sore. Pada jam 7 malam, akan ada kegiatan tadarus Al-Qur’an hingga jam 9 malam kemudian istirahat. Benar benar jadwal yang padat. Disini tidak ada TV, tapi internet selalu dinyalakan untuk tetap bersaing di dunia global macam sekarang. “Assalamu’alaikum !” sapa murid murid Pondok kepada kita. “Waalaikum Salam J” sambil berlalu memasuki kelas yang lain. Beberapa kelas sudah kita masuki, dan kesimpulanya “disini anak anak, siswa maupun guru dan staff pondok ramah sekali, mau menyambut kita yang sudah datang jauh dari negeri seberang dengan jamuan makan yang enak, dengan nuansa adat timur, serta suasana ramah tamah yang hangat. Berat rasanya berpamitan pulang karena sudah seperti rumah sendiri.

     Setelah berpamitan pulang, kita makan malam di sekitar hotel, rencananya kita bakal ke Pasar kemarin yang menjual barang barang murah itu, namun karena tempat itu udah tutup, alhasil kita pergi ke pertokoan yang hanya menjual baju bermerk baru (yang artinya harga nya juga baru :D), tapi beruntung saya mendapat kemeja bermerk GAP dengan hanya merogoh uang 80 Baht saja (Rp.24.000) à pastinya harga semiring itu akan aada setelah terjadi tawar menawar dengan bahasa tubuh. puas berbelanja, kita akhiri trip hari ini dengan kembali beristirahat di Rama Yala Hotel.

PENGELUARAN HARI KE 17
  1. Raman College : THB 0
  2. Pondok Pesantren : THB 0
  3. Pasar : Kemeja (THB 80)
TOTAL : THB 80
     Hari berikutnya, kita ga pergi ke Raman College. Kita akan berjalan jalan mengeksplor wat-wat yang ada di Yala ataupun Pattani. Saya bisa bilang hari ini adalah hari Wat. Dimana kita akan menjelajahi 2 Wat besar yang tersebar di Thailand Selatan pada umumnya. Sebelum kita sampai di wat wat tersebut, ditengah perjalanan kita nemu acara karnaval di tak jauh dari Tasyenk Station. Karnaval ini berlangsung cukup lama dan membentuk barisan yang panjang banget, alhasil kemacetan yang lumayan panjang tidak bisa dihindari. Karnaval ini cukup unik dan meriah, semua umur mulai anak anak sampai dewasa turut berpartisipasi dalam karnaval yang (katanya) sebagai wujud penyambutan kalo bulan suci Ramadhan akan tiba. Kostum pun tak kalah bervariasi, mulai baju khas Thailand, tentara, baju Marching Band, dan kreasi baju yang aneh-aneh yang saya tidak tahu itu fungsinya untuk apa?. Ada juga bendera ASEAN yang terdiri dari 10 bendera negara di asia tenggara ikut dikibarkan disini. Sempat saya ambil beberapa gambar untuk mengabadikan momen ini, tapi sialnya, karena mereka berjalan cepat, gambar yang saya capture jadi blur L

     Setelah barisan habis, barulah mobil kami bisa melewati jalan tersebut. perjalanan Wat pertama adalah menuju Phra Phuttha Saiyat Wat KhuhaPhimuk. Lokasi Wat ini berdekatan dengan gua () dan dikelilingi oleh stupa buddha dengan berbagai ukuran. Wat ini dipercaya telah dibangun pada tahun 757 (tahun Buddha) pada zaman Sriwijaya serta mempunyai tinggi 81,1 kaki. Pertamakali masuk, kita akan pergi ke bangunan yang ada di Gua, bernama Gua (). Didalam sini banyak dijumpai patung patung buddha dengan berbagai ukuran. Ada yang sekecil kaki hingga ukuran raksasa. Itu semua terpampang jelas dengan suasana gelap dan sunyi (ini gua dijadikan tempat ibadah). Tercium jelas bau menyengat dupa, sesajian dan segala macam persembahan untuk dewa yang dicerminkan oleh patung patung Buddha disini. Di depan pintu masuk juga terdapat sosok patung penjaga pintu yang besar, seram dan memanggul tongkat tengkorak di tangan kirinya. Rasanya seperti mystic tour deh, suasana cerah di luar seketika berubah menjadi gelap mencekam di dalam gua (dengan backsound suara cicitan ribuan kelelawar di atas atap gua). Mau coba petualangan bernuansa seram tapi seru? I am recommending this place J.

     Kita menuju ke bangunan inti yaitu Wat KhuhaPhimuk yang hanya beberapa meter dari Gua (). Di sependek perjalanan ini, akan kita temui puluhan kera atau monyet yang tersebar bebas di area halaman Wat. Jangan coba coba mengusik atau mengganggu kera kera ini jika anda tidak mau kalo tiba tiba monyet monyet ini mencuri barang barang anda ! :D. dan inilah Wat KhuhaPhimuk ! :

     Terlihat jelas arsitektur khas Thai yang menghiasi baik atap maupun dinding Wat ini, tapi sayangnya, saat kita berkunjung, Wat ini dikunci. Jadi hanya bisa memandang bagaian luarnya saja, tidak apalah yang penting sudah bisa berkunjung ke salah satu “Icon” nya Thailand.

     Perjalanan selanjutnya adalah menuju Wat () dimana Wat ini merupakan yang paling terkenal di Pattani. Ini bisa terlihat dengan banyaknya pengunjung yang datang kesini untuk beribadah, ataupun sekedar berwisata. Wat ini kalo saya kata lebih bagus daripada Wat KhuhaPhimuk yang cenderung kecil dan sepi, lain halnya dengan Wat () ini yang terdiri dari beberapa bangunan terpisah dengan sepasang patung (seperti patung gajah) yang menghiasi pintu masuk. Disini juga sudah dilengkapi fasilitas toko yang menjual berbagai alat keperluan ibadah. Ada sebgian bangunan yang sedang direnovasi sewaktu kami berkunjung kesini, tapi itu tidak menghalangi para wisatawan yang ingin masuk kedalam salah satu bangunan wat karena tidak ada tanda “Dilarang Masuk”. Iseng saya coba masuk kedalam salah satu bangunan, terlihat beberpa orang sedang memberi hormat kepada tokoh Buddha (saya tak tahu siapa) dengan bersujud, berdo’a dan memasang dupa di depan bangunan.

     Dengan arsitektur yang lebih unik dan modern, tidak salah kalo Wat ini merupakan yang paling populer di Pattani. Oh iya, disini juga ada kegiatan pemasangan mercon yang dilakukan setiap hari. Begitu mercon dinyalakan, saya jamin telinga anda langsung KO, bayangkan saja, ribuan mercon digabungkan dan dibakar di hanya satu tempat, alhasil durasi suara yang sangat menggelegar itu berlangsung antara 1 menit hingga 1 menit 30 detik. Ga kebayang gimana rasanya nih telinga kalo ga ditutup pake tangan :D

     Selesai berhunting foto dan mempelajari budaya di Wat ini, kita bertandang ke salah satu Mall yang ada di Pattani untuk makan siang, namanya Big C Supercenter Mall. Mall ini tolak ukurnya sudah merupakan satu satunya Mall besar di pattani, dengan area parkir ekslusive, dan berbagai pertokoan yang ramai dikunjungi masyarakat umum ataupun pelajar (NB: Banyak pelajar berseragam yang lalu lalang di dalam Mall ini, kalo di Indonesia udah ditangkep satpam kali ya :D). Kita makan siang di salah satu restaurant international disana, sebut saja KFC. Disini makanan atau ayam nya tidak seenak punya Indonesia (atau KFC Indo yang pake pengawet dan penguat rasa?), rasa nya pun yah seerti ayam tepung biasa saja. Uniknya disini orang orang memakan ayam tanpa nasi (kenyang emang? -_-) alias nasi dijual terpisah. !!

     Setelah mengisi perut, kita melihat ada salah satu toko yang menjual souvenir khas Thai maupun Malaysia, walaupun hanya berbentuk gantungan kunci bergambar uang Thailand (Baht), tapi saya rasa cukuplah untuk menghadiahkan buah tangan ini ke teman teman di Indonesia, karena buat cari oleh oleh khas Thai di Yala maupun Raman susah banget, kebanyakan produk yang dijual adalah import product dari Malaysia, buat apa coba’?

Oke sampai disini kita bakal menuju part cerita selanjutnya : 
Welcome In Thailand (Part 06) – Hari Hari Terakhir Di Thailand, Time to Go Home !

10 Juli 2012

Welcome to Thailand (Part 04) - Semarak TVET 2012 Songkhla



     Kami check out dari Rama Yala Hotel menuju provinsi Songkhla. Disana aka n ada kegiatan seru yang dinamakan TVET, sebuah acara untuk memperkuat hubungan internasional untuk Thailand atau Indonesia. Tahun lalu TVET nih diadakan di Jogja, dan kali ini akan diselenggakarakn di Songkhla. Dalam rangka memenuhi undangan TVET 2012 yang akan terbagi jadi beberapa sesi seperti lomba desain web, pertunjukan budaya dan masi banyak lagi nih... tapi sayangnya kita dapat berita tentang keberadaan TVET nih mendadak banget, berita yang disampaikan 3 hari sebelum Hari-H rasanya pendek banget buat ngerjain tugas web desain dan talent show yang bejibun, akhirnya dengan modal Bonek (Cuma selesai setengah aja) kita berangkat ke Songkhla pakai mobil Raman College. Banyak juga yah yang ikut hadir dalam acara tahunan ini, sekitar 300 orang dari Thailand dan Indonesia hadir dalam event ini, waktu kita sarapan ditengah perjalanan pun saya banyak menemui orang orang yang berbaju sama seperti yang kita pake. Ada yang datang dari Denpasar, Malang, Jepara, Surabaya (Cuma kita doank), Depok, Kalasan dll. Semua bakal berkumpul dalam 1 Resort bernama Head Kheaw. (Bakalan Menarik nih :D !!)

     Haad Kheaw Resort adalah resort yang bias dibilang megah dan eksotis. Saat kita datang kesini pukul 07.15 Pagi, Resort ini terlihat apik dengan tatanan kolam renang, Hi-Class Restaurant, Exhebition room yang banyak, serta yang paling special bagi saya adalah karena letak resort ini yang bersebelahan dengan pantai Haad Kheaw, :D gilaaaa…… pengen berenang rasanya (sabar, ka !! belum waktunya..). pertamakali kita dating di event ini, kita disambit (eh, disambut) sama cewek berpakaian tradisional Thailand yang canteekk banget, dengan make up yang matching, selendang menjulur kebawah, mahkota candi yang biasanya kita lihat di Bangkok tuh.. ! setelah isi absen, kita “wajib” foto sama perempuan berpakaian tradisional ini nih, kapan lagi bias foto sama baju tradisional asli Thailand, bukan? (Ingat ! BAJU, bukan perempuan !! J ) .

     Next, kemudian kita dipersilahkan masuk menuju exhibition hall disebelah loket registrasi. And you know what? INI PERTAMA KALINYA GUE NGELIHAT 10 BENDERA ASEAN DALAM 1 RUANGAN !!!. Bendera Thailand, Singapore, Malaysia, Brunei, Indonesia, Philiphines, Vietnam, Cambodia, Mnyanmar, Laos dan tak ketinggalan bendera ASEAN digantung dalam stage. Sumpah disini suasana Internasional kerasa banget. Banyak bahasa yang dipake di acara ini (Thai, Malay, Indonesian, English) yang menambah kesan kalo saya orang penting yang dipanggil untuk tugas mulia di ASEAN haha :D -> Efek kecapekan nulis blog. Semua delegasi hadir dan duduk bersama waktu acara dimulai pukul 08.00 pagi waktu setempat. Selain delegasi Indonesia – Thailand, Event ini juga dihadiri oleh ketua asosiasi universitas perbatasan selatan, menteri pendidikan Thailand, Kepala sekolah dari beberapa universitas di Thailand selatan dan beberapa tamu penting lainya yang tidak bias saya sebutkan satu persatu.

     Acara ini dibuka oleh pimpinan delegasi kedua Negara sembari menjelaskan kalo TVET Camp 2012 ini adalah event tahunan yang ke-empat. Sudah diselenggarakan sejak tahun 2010 di kedua Negara baik Indonesia ato Thailand. Event ini (katanya) bias mensupport metode dan teknik edukasi kepada setiap delegasi, yang menjadi standar perkembangan sebuah Negara. Mereka juga mempunyai ASEAN Community yang berfungsi untuk meningkatkan intelejensi dan skill dari delegasi ASEAN, mengenalkan masing masing budaya Negara kepada komunitas ASEAN global, serta mendukung adanya integrasi ASEAN pada tahun 2015 yang menandakan bahwa kita sudah siap untuk menyambut ASEAN integration 2015. Ini travelling ato bahas politik ya -__-

     Setelah acara dibuka, kita dipersilahkan buat check in di Resort untuk rehat sejenak (15 Minit). Karena pada jam 1 Siang bakal diadakan lomba web desain, kita setengah mati pusing banget karena desain web kita masih amburadul banget. Ga ada isi nya, banner nya salah dll… kalo dibandingkan sama desain sekolah lain (animasi, video, integrasi script dll) jadi minder L. Mungkin anda tidak bias merasakan bagaimana rasanya bekerja dalam waktu 2 jam mulai dari 0 tanpa koneksi internet, itulah yang saya/kita alami pada jam 1 Siang saat lomba web desain dimulai. Kalang kabut mencari koneksi internet tapi tak dapat dapat juga. Akhirnya dengan pasrah kita diinterview oleh juri apa adanya. “Mana Konten Website nya?” “Ini saya buat kosong supaya anda bias memilih sendiri konten website. Jadi anda bebas memilih konten web sesuai keinginan tanpa ada isi yang keluar tanpa perizinan anda” WOOH jawaban yang ngawur sekali tapi logis :D.

     Setelah “Berbingung ria” di dalam exhibition hall, kita rehat lagi di kamar masing masing (ya iyalah masa di kamar orang laen -_-) untuk melanjutkan kegiatan Sport Activity pada pukul 3 sore. Sport activity disini tuh kegiatan untuk mengisi waktu sore. Ada banyak kegiatan yang diadakan di sebelah Haad Kheaw resort, yaitu Haad Kheaw Beach. Diantaranya lomba ketangkasan, volley pantai, renang dan you cando everything in this beach ! memang tak sebagus pantai Lovina Bali atau Pantai Parangtritis Jogja. Tapi “Suasana” nya itu loh Thailand banget.

     Puas bermain dipantai (belum puas sih sebenarnya, Cuma karena panas banget harus di-stop dulu) kita istirahat lagi untuk acara malam hari yaitu pertunjukan seni budaya antar kedua Negara. Acara yang juga dibarengi dengan gala dinner ini berlangsung sangat meriah. Atraksi budaya seperti tarian kecak, tari melayu, tari topeng, kolaborasi nyanyian antar Negara, dan seni suara yang ditampilkan delegasi Indonesia dan Thailand sangat menarik perhatian hadirin didalam gedung, terutama saya yang malah membiarkan makan malam saya tergeletak di meja untuk maju kedepan, termenung sambil jongkok sambil bertasbih “subhanallah” melihat atraksi budaya mereka… sumpah bagus banget (jadi terharu pas nulis ini, haha). Dari cara mereka ngenalin budaya Indonesia / Thailand, kostum eksentrik, PeDe, Make Up dll… THIS IS TVET 2012 men !! keep it up :D next morning bakalan jadi giliran saya untuk maju dipanggung itu… (mau nampilin apa?) gatau maju aja -_- haha.

    Setelah pentas budaya usai, kami kembali ke hotel untuk rehat sampai besok pagi, tapi malam ini kami harus lembur untuk ngerjain project web desain yang belum kelar, alhasil sampai jam 1 malam kita melek terusss…. Demi Indonesia apa sih yang ga aku korbankan. WHOO kata katanya ndewo !!.

PENGELUARAN HARI KE 7
  1. Yala Rama Hotel : THB 0
  2. Haad Kheaw Resort : THB 0
TOTAL : THB 0

     Hari berikutnya adalah Tour day, dimana kita bebas berkeliling dengan sekolah partner di sekitar distrik Songkhla. Setelah berkemas kita menuju destinasi pertama yaitu Folklore Museum(The Thaksin Folklore Museum dari Institut Pembelajaran Thailand bagian selatan, Tambon Koh Yoh, Distrik Muang, Provinsi Songkhla. Adalah museum bersejarah yang menggambarkan refleksi dan tradisi hidup ras dan suku yang ada di Thailand (khususnya di bagian selatan) termasuk kostum, sejarah, arkeologi, kerajinan tangan dan masi banyak lagi. Tempat ini menyediakan warisan budaya yang menampilkan kebebasan berbudaya masyarakat daerah Thailand selatan. Folklore museum menyimpan lebih dari 49.000 artefak dalam berbagai kategori (banyak banget..!!) seperti koleksi audio, koleksi visual, Video dan berbagai koleksi lainya.. Dengan mengunjungi museum ini nih, kita jadi tau banyak tentang sejarah tradisi masyarakat Songkhla. Museum diatur menyerupai beberapa bangunan tingkat dengan rute yang panjaangg banget, ada ditata sedemikian rupa menyerupai habitat asli nenek moyang terdahulu, ada etalase tempat pameran benda benda purba, diorama dan masih banyak lagi. Di lantai 2 gedung ini, kita bias melihat salah satu view dari Songkhla yang sangat indah. Saya jadi berfikir, kapan Museum Tugu pahlawan atau Mpu Tantular bisa macam museum ini ?

     Dari melihat sejarah barusan, kita bias mabil kesimpulan kalo ras Indonesia dan Thailand bagian selatan punya banyak kesamaan, mereka punya batik, keris, anyaman bamboo, rumah tradisional dari jerami, serta gerabah yang juga banyak ditemukan di Indonesia. Bagi yang mau melihat sejarah rakyat Songkhla, Museum folklore saya rekomendasikan sekali. Harga tiket masuk sekita 10-20 Baht (Untuk Turis Lokal) dan 50-100 Baht (Untuk Turis Asing) . NB : 1 Baht = 300 Rupiah

     Nah, perjalanan sekarang dilanjutkan ke pantai Samila, Songkhla terkenal dengan pantainya yang cantik. Air lautnya cukup jernih. Damai terasa ditiup angin Pantai Samila yang dikunjungi ribuan turis local/mancanegara setiap hari. Walaupun tidak sebagus pantai Kuta/Parangtritis/Nusa Dua/Sanur dll (karena disini pasir pantainya terkesan tidak alami, pasir dikeruk agar landai, banyak karung pemecah ombak yang ditanam di bibir pantai), namun disini banyak fasilitas yang disiapkan pemerintah untuk membuat pengunjung merasa nyaman berlama-lama disini. Seperti gazebo, penyewaan tikar untuk picnic, banana boat, toilet umum (berbayar :P), serta pohon pohon teduh. Kami menghabiskan waktu beberapa jam untuk bersantai di nih pantai. Saat makan siang, kita didatangi penjual makanan asli Thailand (Nama makanan nya Khrai-Songkhra) à telur yang dilubangi, dicampur dengan adonan lain, kemudian dimasukan lagi. Rasanya enak banget (dan murah, hehe).

     Oh iya, disini juga ada permainan banana boat yang katanya memacu adrenali banget, karena belum pernah naik mainan gila ini, saya memberanikan diri untuk mencoba satu kali (kayak nya asyik :D) bersama teman partnership dari Thailand dan Indonesia. Dengan 800 Baht (Rp.240.000) selama 30 Menit, kita di seret dengan speed boat dengan kecepatan tinggi menuju tengah pantai (GILAA !! 3 kali kita jatoh ke tengah pantai dengan kedalaman air 3+ meter, untung ada jaket pelampung, jadi bisa mengambang). Banana Boat ini saat melaju kencang dengan goncangan yang keras membuat saya berkata dalam hati “mampus gue !! -_-“ sambil nyebut nyebut kalimat syahadat kita terus melaju kencang (dan terus jatuh) selama setengah jam itu. Rasanya pas jatuh itu sakit, perut tertekan, hidung kemasukan air, suara serak dan masi banyak efek lainya. Yang paling buruk, contact lense saya copot waktu jatuh ke laut (gapapa deh, hitung hitung meninggalkan “Jejak” di Thailand) … tapi entah kenapa, lain kali saya mau coba banana boat lagi, haha.

     Selepas bermain permainan gila ini, kita punya inisiatif untuk mengumpulkan berbagai model kerang laut dan dimasukan kedalam botol plastik. Kerang kerang disini banyak ditemukan di dekat bibir pantai jadi mudah untuk mencarinya. Alhasil kita ngumpulin kerang bisa abis 2 botol. Selepas itu kita mau bilas badan untuk melanjutkan ke trip berikutnya..

     Sialnya disini, tempat bilas badan yang kita tuju sangat “Indonesia Banget”. Mandi di pinggir jalan dengan gayung/ciduk à bahasa jawa, dilihat pengendara yang berlalu lalang di jalan, bayar 10 baht per orang, serta yang paling heboh tuh pas toilet cewe DIGABUNG sama toilet cowo, rasakan sensasi mandi bersama dalam satu toilet (bukan satu kamar mandi loh) !! Cuma ada di Thailand… (apaan, di Indonesia juga ada kok -_-) tapi sebagai muslim yang baik, kita mandi secara bergantian agar ga melihat aurat yang lainya. Contoh kami ya :D

     Selesai berbilas diri dan berkemas, packing barang barang, kita lanjutkan perjalanan melihat “The Golden Mermaid” di dekat pantai Samila (atau masih satu kawasan dengan Pantai Samila, saya kurang tahu). Di daerah ini ada satu patung berbentuk ikan duyung cewe setengah manusia yang dibangun diatas karang setinggi hamper 1 meter. Kenapa disebut “The golden Mermaid” ? karena cat yang melapisi patung ini adalah warna kuning keemasan, dan bukan terbuat dari emas ! kalo dari emas mah udah ilang nih patung sejak dulu ! hehe. The golden mermaid ini juga merupakan lambang atau ikon Provinsi/Distrik Songkhla Thailand. Ini dibuktikan dengan adanya penjual souvenir berupa miniatur The Golden Mermaid (murah banget, Cuma 20 Baht (Rp.6000) per satu unit). Wah, wajah ibu-ibu yang menjual nih souvenir langsung berbinar karena barangnya diborong semua sama delegasi Indonesia, haha.

     Pukul 16.30 sore, kita kembali ke Haad Khaew Resort untuk beristirahat serta melanjutkan rangkaian acara TVET CAMP 2012, saya kepikiran sama kerang kerang yang tadi saya kumpulkan sama teman teman, mau diapakan nih kerang? Dibawa ke Indonesia buat apa? Kalo dibiarkan di botol nanti mati karena ga ada oksigen, dipindah ke tempat lain juga kalo dibawa ke Indonesia buat apa? (malah mbulet ceritanya :D). akhirnya saya berinisiatif untuk melepas nih kerang ke pantai persis di debelah resort ini. Dan untungnya karena saya ke pantai ini pada saat moment sunset, langit benar benar indah dilihat (warnanya biru-kuning) wah, berkat lepasin nih kerang saya bisa berfoto dengan backgroundsunset yang bagus banget… J

     Malam harinya, diadakan acara pertunjukan budaya antara delegasi Thailand dan Indonesia. Ada yang menampilkan tarian, seni suara, music dan banyak lagi. Saat saya nembang lagu Lingsir Wengi dan tembang gambuh, penonton terdiam semua (mungkin karena jelek atau malah tercengang :P) diiringi oleh lagu rek ayo rek asal Kota Surabaya, membuat suasana malam itu jadi hidup. Apresiasi yang ditunjukkan kedua Negara sangat besar alhasil kami jadi semangat (atau malah overspririt) menarikan dan menyanyikan budaya Indonesia, patutlah kita bangga memiliki budaya macam ini :D

     Akhirnya setelah jam 10 malam acara ini usai dan meninggalkan pengalaman yang sangat berharga bagi kami bawa pulang ke Indonesia…

PENGELUARAN HARI KE 8
  1. Folklore Museum : THB 0
  2. \Samila Beach : THB 0
  3. The Golden Mermaid : Miniatur : Golden Mermaid (3 Buah @20 Baht) = THB 60
  4. Haad Khaew Resort : THB 0
TOTAL : THB 60

     Hari berikutnya adalah acara penutupan TVET 2012 Songkhla. Setelah menyantap beberapa breakfast, acara pun dimulai. Dimulai dari sambutan sambutan dari beberapa pimpinan yang saya lupa namanya (karena banyak). Pidato resmi penutupan TVET, serta pembahasan rencana TVET tahun depan (bisa ikut lagi gak ya :P). pada sesi pembahasan ini, delegasi thai dan indo dipisah agar penyampaian bisa lebih maksimal. Akhirnya setalah 1 jam, kesimpulan pembahasan disampaikan dan akan dipertimbangkan oleh pimpinan pusat. Acara dilanjutkan dengan pengumuman juara lomba desain website. Walaupun kita tidak mendapat juara, setidaknya kita sudah cukup senang berkumpul bersama orang orang ini ^_^ menambah banyak kenalan. Setelah itu acara ditutup dengan nyanyi lagu Indonesia (Judul : Kemesraan ini) dan lagu thai (Judul : ???) sesi ini menambah keharmonisan antar kedua Negara, bahkan ada yang sampai menangis dikala kita mau berpisah L yeah setidaknya itu yang kita alami selama berparisipasi di TVET Camp 2012 ini.

     Well, saatnya kita yang datang dari 18 sekolah berpisah. Saya/kita melanjutkan perjalanan ke Kedutaan besar RI di Songkhla, saya tidak tahu apa yang ada disana karena saya ketiduran di mobil saking capeknya nih kegiatan, jadi tidak bisa melihat gedung kedubes RI ini. Selang beberapa menit, mobil langsung melaju kencang menuju Hat-Yai, butuh kira kira waktu 2 – 3 jam untuk menuju HatYai dari Songkhla. Target destinasi kami adalah pasar tradisional di daerah Kim-Young (Soi Pra Sneha Rd. dan sekitarnya) untuk berbelanja oleh oleh. Ini nih pasar yang kita kunjungi waktu hari pertama kita di songkhla, hanya saja lokasi pasar ini disebelahnya. Mirip deh sama pasar blauran/pasar turi kalo di Surabaya, bedanya Cuma bahasa dan mata uang :D. sebenarnya ini lebih mirip Kompleks pertokoan daripada pasar… Cuma orang orang nyebtnya pasar, jadi ngikut aja J

     Puas membelanjakan Baht di pasar ini, kita makan malam di salah satu restoran dan melanjutkan perjalanan untuk Check in di Rama Yala Hotel (lagi) untuk bersiap siap menyambut hari esok karena harus balik mengajar di Raman College. Terimakasih banyak TVET 2012, berkat acara ini saya jadi punya lebih banyak koneksi dan tau banyak tentang budaya Thailand dan Indonesia. SALUUTT !

PENGELUARAN HARI KE 9
  1. Haad Khaew Resort : THB 0
  2. Pasar Kim-Young : Kaos Thailand (3 Buah @100 Baht) = THB 300
  3. Rama Yala Hotel : THB 0
TOTAL : THB 300