03 September 2013

Jelajah Tiga Negeri [ 4 ] Melaka Malam Hari, Seru Atau Seram?

Selama di dalam bus Singapore-Johore express yang saya tumpangi saat itu, saya bisa melihat pemandangan Negara Singapura secara utuh, karena biasanya Cuma naik MRT, secara MRT jalan di bawah tanah :/. Yang saya temukan bahwa tidak semua wilayah di Singapura padat penduduk atau istilah lainya, tanah nya sudah terlalu penuh untuk modernitas. Di bagian utara Singapura, tepatnya sepanjang jalan perbatasan Woodlands (SIN-MY), masih saya lihat lahan-lahan hijau kosong yang sepertinya masih dalam pengerjaan untuk di upgrade menjadi lebih modern. Sepanjang jalan ini, terlihat banyak kendaraan Singapore dan Malaysia berlalu lalang, mulai dari mobil pribadi sampai giant truck expor-impor kedua negara membuat lalu lintas perbatasan menjadi sedikit macet. Oh iya, sekadar informasi bahwa Negara Singapura dengan Malaysia dihubungkan dengan jembatan Woodlands sejauh 1,9 KM. Selang beberapa menit, tibalah saya di Kastam Singapura untuk cap paspor, agak tegang juga sih awalnya, karena pernah denger cerita cerita seram soal WNI yang di deportasi dan sebagainya haha. Tapi thanks God semuanya berjalan lancar sesuai harapan, hanya satu saran yang saya sampaikan, Jangan pernah menghilangkan sobekan kartu kedatangan yang Mbak Pramugari berikan waktu di pesawat ! karena jika kedapatan hilang, maka kita akan di periksa lebih lanjut oleh keimigrasian setempat, mungkin kita nanti disangka imigran gelap, atau mau nge-bom, atau teroris, atau koruptor... haha, jangan sampai terjadi yah, saya hanya ABG imut yang pengen backpacking, yang penting jangan hilangkan sobekan kartu kedatangan ini, bisa dikatakan itu separuh nyawa kita haha...

Cap, cap, cap. setelah masalah cap paspor beres, kita akan resmi keluar dari Singapura, lalu kemana setelah itu? jangan berbahagia dulu karena kita harus melewati satu proses "eksekusi" lagi, Imigrasi Malaysia ! dari Imigrasi Singapura, bisa naik bus dengan brand yang sama tanpa dipungut biaya lagi selama tiket tidak hilang ! jadi kalau ada tiket atau dokumen dokumen yang kita dapat selama perjalanan, simpan saja, siapa tahu diperlukan lagi, juga bisa buat kenang kenangan hehe.

Saya kembali naik bus Singapore-Johore express dan sampailah saya di Kastam Malaysia, bangunan Sultan Iskandar. nah, mungkin bagian ini sedikit membingungkan bagi pejalan pemula. Ingat bahwa Imigrasi Malaysia terhubung dengan JB Sentral (Terminal bus antar-kota Johor) dan JB sentral Tidak Sama dengan terminal Larkin (untuk yang akan melanjutkan perjalanan ke kota kota di Malaysia/Thailand). So, setelah cap imigrasi Malaysia kelar, turunlah menuju tempat bus SBS atau Singapore-Johore Express berhenti menunggu penumpang (bisa tanya ke bagian Informasi agar tidak tersesat), naiklah bus yang sama tanpa dipungut biaya asal tiket tidak hilang. Hati hati dengan penipuan beberapa oknum yang berkata "Bus finishes here !" karena kita masih bisa menaiki bus dengan gratis hingga ke Terminal Larkin.

So, Welcome to Terminal Larkin - Kota Johor Bahru. ga usah lama lama dah disini, maju aja langsung ke bagian ticketing reservation, bagi yang mau ke Melaka, disediakan bus dengan jadwal dan tarif yang bervariasi. Yang paling murah adalah bis City Express dengan tarif sekitar RM 19 atau Rp 57.000 sedangkan kebanyakan bus yang lain memasang tarif sebesar RM 20 atau Rp.60.000 (hemat Rp 3000 nih ceritanya haha). Bus saya berangkat pukul 15.30, perjalanan ke Melaka memakan waktu lebih kurang 2,5 jam sampai 3 jam (estimasi jalan padat). Setelah tiba di Melaka Sentral, saya mencoba berbuka dengan menu seadanya, kebetulan terdapat warung makanan tidak jauh dari Melaka Sentral. Kalo indonesia punya Warteg (Warung Tegal), Malaysia juga punya Warmel (Warung Melaka) #maksabanget XD Satu lembar roti prata dan segelas jus jeruk cukup mengenyangkan perut setelah seharian menjalankan puasa :) walaupun jus nya agak mahal -_- RM 3 (Rp 9.000).

Perut (sedikit) terisi, saya melanjutkan perjalanan menuju Hostel, karena kebetulan Hostel saya ada di Lorong Bukit Cina (kawasan little india nya Melaka), saya disarankan untuk naik bus Panorama Melaka (RM 1,2) dan berhenti persis didepan "gang" lorong bukit Cina. yang membuat saya heran adalah Kawasan little india kok ya diberi nama Bukit Cina, bukan bukit India ? hehe.. lupakan saja. Hostel saya bernama "Yellow Mansion Hostel" dengan bangunan semikuno dengan cat khas nya berwarna kuning. Saya sengaja tidak booking online di hostel ini (dan seluruh perjalanan di Malaysia) karenan saya yakin, cari hostel di Malaysia bakal lebih mudah ketimbang di Singapura, seperti harga promo yang saya lihat di website untuk YMH (Yellow Mansion Hostel) sebesar RM 8. Sialnya, karena ga booking online, saya dapat harga RM 14. Siall :(, dan sedihnya lagi, saya Tamu satu-satunya di hostel itu. Kebayang ga sih hostel tingkat yang lumayan gede itu cuma saya yang nempatin? kesanya serem serem gimanaa gitu. Memang melaka tidak seramai Singapura dan mayoritas turis hanya melakukan one day tour alias tanpa menginap. Sewaktu saya sedang mandi untuk siap-siap city tour, saya dengar derap derap langkah kaki dari atas loteng, entah itu si pemilik hostel atau makhluk astral atau kuping saya yang bolot :( tapi saya tetap  positive thinking saja...

Now is the time for Night city tour !! Dari hostel saya tidak perlu naik bus lagi karena kawasan city centre dapat ditempuh dengan berjalan kaki tidak lebih dari 100 meter saja. City centre yang saya maksudkan itu adalah The Dutch Square (Christ Church, The Stadthuys, Clock Tower, Victoria Fountain dan Balai Seni Lukis Melaka). Suasana sangat sepi saat itu, hanya terlihat beberapa orang yang nongkrong dan foto foto, setelah itu menghilang entah kemana. Pernah dengar Jonker Night Market? ituloh Jalan jonker yang super rame sewaktu weekend (Jumat-Minggu), sialnya karena saya datang hari kamis, kemeriahan Jonker Night Market pun tak saya dapatkan :/ .Saya pribadi tidak terlalu menyukai kota Melaka di malam hari, semuanya serba sepi, tak terlihat aktivitas turis yang menyolok selain di bar dan diskotik, masa iya saya anak imut ini pergi ke diskotik. Ugghh. Kalau saja ada Jonker night Market pastinya melaka bakal lebih hidup.

Lupakan soal Dutch Square yang sepi, saya mau naik Melaka River Cruise !!. Kota Melaka punya satu sungai yang dulunya jadi pusat perdagangan, dan saat ini dimanfaatkan untuk atraksi turis. Salah satunya adalah Melaka River Cruise, kita akan dibawa menyusuri keindahan Sungai Melaka selama kurang lebih 45 menit, dengan dipandu oleh seorang boat driver dan virtual guide yang akan membimbing kita menyusuri sudut sudut Melaka. Dari informasi yang saya dapatkan, untuk satu kali naik dipatok harga sebesar RM 10, tapi ternyata saya salah, untuk warga non-malaysia, kita harus membayar RM 15 atau 45.000 untuk sekali jalan. Agak mahal saya rasa, untuk naik perahu 45 menit saja harus merogoh kocek 45.000, tapi karena ini adalah tourist attraction yang wajib dicoba di Melaka, saya akhirnya penasaran juga dan ingin coba...






.

0 Komentar:

Posting Komentar