Menyusuri Secuil ASEAN !!

Kutinggalkan decak kagum untuk negara-negara ini. ASEAN is Paradise !

This is the Way I love Being a Backpacker !

Ber-backpacking menguji kita banyak hal, mandiri, terbuka dan berani.

Rindu Kota Sultan, Yogyakarta!

Berpetualang (lagi) di Kota yang sarat akan Tradisi nya, Yogyakarta

Welcome In Thailand (Part 1) - Sehari Di Bangkok

Pengalaman Pertama Pergi Ke Luar Negeri, Gratis !

14 Maret 2013

Jakarta and Bandung, Both are Stunning !

Selamat datang teman teman di blog saya, dalam cerita liburan kali ini (sebenernya kaga libur sih XD) saya akan membawa kalian ke dua kota besar, yang pertama adalah Ibukota negara kita, Jakarta. Dilanjutkan dengan kota yang mendapat julukan "Paris van Java" yap, Bandung ! sebetulnya ini bukan murni sebuah liburan atau Backpacking, tujuan saya ke Jakarta adalah untuk mengikuti lomba Bahasa Inggris di salah satu sekolah islam di Serpong, namun karena sayang banget, masa ke Jakarta terus kaga ngapa ngapain? akhirnya saya extend 1 hari untuk menjelajahi Jakarta, hlo Bandung nya gimana? hehe ntar saya jelaskan lagi lebih lanjut :) 

Hari Ke-1 (Kamis, 07 Maret 2013)

Perjalanan ini bermula di Stasiun Surabaya Gubeng - Kota Surabaya, saya memilih naik Kerta karena alasan harga, yah walaupun 17 jam berlama lama di dalam nya, paling tidak kantong masih bisa bernafas :). Saya naik KA Pasundan yang berangkat pukul 02.00 Siang (lebih lanjut cek di website) dan tiba di stasiun Jakarta Kota pada pukul 07.00 Pagi. Sekadar informasi bahwa sekarang KA Pasundan sudah beralih ke KA Ekonomi AC, jadi mulai tanggal 1 Maret 2013 kemarin, harga Pasundan telah melonjak naik dari Rp.33.500 menjadi Rp.110.000, untung nya saya telah reservasi tiket sebulan sebelumnya, jadi dengan harga Rp.33.500 saya bisa berkereta ke Jakarta dengan AC !! memang kalau booking jauh jauh hari ada aja untung nya, haha..

Selang beberapa jam setelah kereta berangkat, datang banyak ibu-ibu muda yang sepertinya rombongan menuju Jakarta, 3 orang duduk di dekat saya, kesalnya, salah satu dari ibu ibu itu berdalih untuk bertukar tempat duduk dengan saya, "ih, enak aja semaunya, gue dateng lebih awal buat duduk di deket jendela, bu !"pikir saya, akhirnya terlintas ide untuk menjadi orang dari negara lain, saya cakap melayu dan mengaku orang malaysia :D haha. tak usahlah saya jelaskan panjang lebar apa saja dialog yang saya keluarkan ke ibu ibu tadi, yang jelas semuanya seketika menjadi ramah kepada saya, saya ditawari banyak camilan seperti tahu, keripik, onde-onde, bahkan makan pagi pun dikasihhehe, bukanya saya non-nasionalis, hanya ingin menantang diri saya "berani kaga?" dan ternyata ada untung nya juga, makan pagi di kereta jadi gratis, perut jadi terisi terus. 

Naik kereta ekonomi memang kadang kala menguntungkan (karena harganya) namun di saat tertentu bisa jadi menyebalkan. untuk perjalanan jarak jauh semisal SUB-CGK, kereta ekonomi bisa jadi sangat menyiksa tubuh, kita "dipaksa" beristirahat mengikuti bentuk kursi yang 90 derajat, belum lagi satu deret kursi yang bisa terisi 2 sampai 3 orang. ugghh.. sesak sekali rasanya. mau tidur, tidak sampai setengah jam bangun lagi untuk geser posisi, dan begitulah seterusnya hingga sampai stasiun tujuan, yah ada harga ada mutu lahh.

Hari Ke-2 (Jumat, 08 Maret 2013)

Saya tidak benar benar turun di St.Jakarta Kota, tetapi di St.Pasar Senen karena lokasi ini berdekatan dengan Monas yang menjadi tujuan wisata pertama saya, setelah turun di Pasar senen, saya mencium tangan "ibu-ibu saya" sembari mengucapkan terimakasih atas hidangan gratis nya dan kemudian bergegas menuju Monumen Nasional (MONAS). saya masih bingung naik apa ke Monas? dari info tanya sana sini, saya naik Kopaja P-20 menuju Stasiun Gambir,  dilanjutkan dengan Bus TransJakarta menuju Monas.

BINGUNG ISTILAH??!
Ini nih yang namanya "orang desa ke kota". Saat bertanya ke orang orang naik apa ke Monas, banyak istilah istilah asing yang belum pernah saya dengar sebelumnya, macam "Kopaja","Metromini","P-Sekian Sekian" dan lain lain. memang ada beberapa yang sudah saya tahu, seperti istilah Metromini, namun saya belum tahu itu bus atau bajai atau angkot?. Saya baru tahu kalau Kopaja itu sama dengan Metromini, hanya beda brand saja, kalau P-sekian sekian itu macam trayek ke suatu tempat, misalnya kalau mau ke daerah X, naiklah P-01, daerah Y naiklah P-02 dan begitu seterusnya... ribet sekali -_- terlebih saya terbiasa menggunakan istilah "Bemo" untuk menyebut Angkot, alhasil banyak orang kurang mengerti apa yang saya maksud. This was a culture shock :).

MONAS, Saksi Bisu Perjuangan Rakyat Indonesia
Sekitar jam 9 Pagi saya tiba di Monumen Nasional. saya pernah mengunjungi bangunan megah ini sebelumnya di sini, namun entah mengapa kali ini lebih terasa bahwa gue ada di icon nya Kota Jakarta. Monumen yang dibangun tanggal 17 Agustus 1961 dan tingginya mencapai 132 meter ini sangat gagah, besar dan Indah, saya coba memasuki museum Monumen Nasional yang berada di ruang bawah tanah, terdapat banyak diorama yang memasang latar mulai dari kehidupan pra-sejarah di Indonesia hingga suasana paska-proklamasi, semuanya ada di sini. Naik ke atas, kita akan memasuki lift yang akan membawa kita ke puncak Monas. Kita bisa melihat seluruh pemandangan kota Jakarta dari atas tanpa halangan apa pun alias 260 derajat! belum lagi terdapat empat buah teleskop yang bisa kita pakai untuk melihat pemandangan jakarta dari jauh, dan angin bertiup lumayan kencang seketika melepas rasa lelah. wah keren banget sumpah! oh iya... untuk tarif masuk Museum berbeda beda antara Pelajar dan Orang Dewasa. Saran saya jika anda Pelajar atau mahasiswa, tunjukkan Kartu Pelajar/KTM anda pada petugas, bakal dapat potongan harga ! :D Masuk museum yang tadinya Rp.5000 jadi Rp.2000, Naik ke puncak monas yang tadinya Rp.10.000 menjadi hanya Rp.2000 saja :D. jadi total menjelajah monas hanya 4000 rupiah aja coy. Murah kaga tuh?

Puas menjelajah Monas, saya melanjutkan perjalanan, sedikit menyimpang dari tema liburan, saya akan berburu beasiswa di PKR (pusat Kebudayaan Russia) di Jalan Dipenogoro. Panjang cerita, rencana saya untuk mengunjungi PKR harus batal karena susah mencari lokasi persis bangunan ini, padahal saya sudah naik metromini dengan trayek yang dianjurkan oleh beberapa orang yang saya tanya, tapi tidak ketemu juga :( yasudahkah, daripada waktu yang terbuang habis hanya karena cari bangunan yang ga pasti, saya melanjutkan perjalanan naik Bajai (Mahal -_-) ke Pasar Tanah Abang.

TANAH ABANG, Paradise of Clothes    
Banyak yang bilang kalau Tanah Abang itu pusatnya fashion, banyak baju celana murah dijual disini. kalau saya pribadi sih tidak terlalu suka dengan Tanah Abang, memang pakaian disini banyak yang murah tapi kebanyakan harus beli secara grosir, maksudnya harus beli beberapa kodi sekaligus, juga saya kurang suka dengan keramaian di Tanah abang. Mulai pejalan kaki, Polisi, Bajai, Motor, Mobil, Pedagang Kaki Lima, Pedagang kaki dua bertumpah ruah senggol sana sini, macet dan polusi menambah kegerahan daerah ini, masuk kedalam Blok A/B Tanah Abang, jarak antar kios saling berdekatan, Jalan untuk pembeli sangat terbatas, serta harus berdesakan dengan pengunjung lainya. Ugghh rasanya.... :( tapi lepas dari itu, Tanah Abang merupakan sentral dagang dan belanja yang diminati banyak orang, disini tidak hanya menjual pakaian, tapi juga menjual keperluan rumah tangga, peralatan Bayi dan anak, sampai Foodcourt pun ada disini. Well.. karena saya bukan penikmat belanja, jadi tidak ada apapun yang saya beli disini, hanya sekadar melihat-lihat daerah yang kata orang merupakan "The Paradise of Clothes".

KOTA TUA - Batavia of Jakarta
Saya lanjutkan perjalanan dari Tanah Abang menuju Kota Tua, dari Pasar Tanah Abang tidak ada trayek atau Halte Busway, so untuk menghemat pengeluaran, anda harus jalan kaki ke halte Busway terdekat, yaitu di sekitar Bundaran Hotel Indonesia, kemudian naik busway ke arah Kota dengan tarif hanya Rp.3500 saja, selang beberapa menit, turunlah di halte terakhir yaitu halte "Kota". disana sudah banyak petunjuk bagaimana mencapai Kota Tua. Setelah di Kota Tua kita akan menjumpai atmosfer Jakarta pada masa lalu, Kota Tua - Dijuluki sebagai Batavia nya Jakarta, dengan struktur bangunan yang masih asli seperti Museum Fatahilah dan berbagai macam museum yang tersebar di sekitar Kota Tua. Banyak aktivitas yang bisa dilakukan disini, seperti menyewa sepeda kuno yang dilengkapi dengan Topi jaman dulu, bisa juga duduk duduk sambil menikmati kerak telor, makanan Khas Jakarta, bisa melihat anak anak kecil yang bermain Bola, sampai "Patung bergerak" yang di perankan oleh beberapa remaja di Kota Tua. Tempat ini bener bener membawa anda menuju Jakarta pada masa lalu, tidak ada hiruk pikuk knalpot kendaraan, tidak ada asap, hanya suara bel sepeda dan musik musik kontemporer yang "Jadul". Overall rating, saya puas sekali berada disini, yah..walaupun tidak sempat masuk ke Museum nya.

Puas bernostalgia di Kota Tua, saya berkunjung ke rumah teman baru saya, Amiel Pascual - Asal Manila (Philiphines). sebuah komunitas online bernama Couchsurfing telah banyak menguntungkan saya dalam mendapat "Tumpangan Hidup" di kota atau negara lain. Alhasil, selama saya menjelajah Jakarta maupun Bandung ini, saya tidak pernah samasekali menyentuh atau berkunjung ke Hotel maupun Hostel, semua malam saya berkunjung ke rumah sesama member couchsurfing. malam pertama saya di Jakarta, saya mendapatkan undangan (Host) dari Emiel untuk menginap di apartemen nya di bilangan Pluit, Jakarta Utara. dengan bermodalkan petunjuk dari dia lewat SMS, saya pergi menuju Pluit dengan metromini. Jujur saja, inilah bagian yang paling saya suka dari backpacking, bertemu orang dari negara atau budaya yang berbeda, Amiel juga bersama Peter, traveller asal Vietnam. Kami bertukar informasi mengenai Indonesia, Filipina atau Vietnam di sana. it was just stunning :) 

Malam harinya, saya dan Peter diajak oleh Amiel untuk berkunjung ke salah satu Food Festival di Pluit, food festival yang entah apa namanya, menyajikan banyak kuliner chineese maupun Indonesian. I got nothing to be paid, Amiel paid everything :) senang nya punya teman yang baik hati, ntar kalau dia ke Surabaya, Saya berjanji akan mengantar nya keliling Surabaya. 

Pengeluaran Hari Ke-1 dan Ke-2
  1. Kereta : KA Pasundan (Rp.33.500), Makan Malam (Rp.5.000)
  2. Perjalanan : Es Kelapa (Rp.5.000), Aqua (Rp.5.000), Kopaja P-17 (Rp.2.000)
  3. Monas : Kopaja P-20 (Rp.2.000), Transjakarta (Rp.3.500), Tiket Masuk Museum (Rp.2.000), Tiket Masuk Puncak (Rp.2.000)
  4. Tanah Abang : Bajaj ke Tanah Abang (Rp.20.000)
  5. Kota Tua : Transjakarta (Rp.3.500), Kerak Telor (Rp.15.000), Metromini ke Pluit (Rp.2.000)
TOTAL : Rp.100.500,- 
  
Hari Ke-3 (Sabtu, 09 Maret 2013) 
Setelah bermalam di Apartemen Amiel satu malam, hari inilah saya akan pergi ke Serpong untuk mengikuti national english speech competition. kompetisi bergengsi yang akan diselenggarakan selama dua hari ini diikuti oleh banyak peserta dari berbagai daerah. Tanggerang, Bekasi, Bogor, Jakarta, dan mungkin saya adalah kontestan paling jauh haha :D, entah mengapa, saya begitu yakin akan tembus babak final. Saya sebelum nya telah mengetahui bahwa lokasi nih lomba bakal berlangsung di Serpong BSD Sektor XI, Tanggerang Selatan. namun pagi ini saya baru sadar, naik apa kesana?? saya mulai panik dan bertanya ke Amiel, he said he don't know, kemudian saya melihat jadwal KRL ke Serpong, Alhamdulillah ternyata ada KRL yang menuju serpong, saya langsung berpamitan kepada Amiel dan memulai perjalanan ke St.Tanah Abang.
You Know What? saya samasekali buta arah dimana St.Tanah Abang, dari tiga petugas Busway yang saya tanyai, masing masing punya jawaban yang berbeda. Ada yang turun Halte Harmoni, Cikini dll. Ahhh pusing gue, sampai akhirnya jam menunjukkan pukul 05.50, saya masih ribut cari stasiun, padahal KRL akan berangkat jam 06.00 pagi. Saya langsung lemas, seolah itu adalah saat terberat dalam hidup, saya menyerah dengan pergi ke Halte terakhir, yaitu Halte Kalideres. Saya melanjutkan perjalanan ke Serpong dengan naik Ojek saja. 
"Ojek ke Rawabuntu berapa bang?" Tanya saya
"Rawabuntu itu dimana?" Tanya Bang ojek
"Dekat Serpong" Balas saya
"Wah jauh sekali, ayo 100 ribu !"
Saya seketika terperangah, terkejut mendengar harga yang fantastis itu. benarkah Serpong sejauh itu? :O tapi mau bagaimana lagi, waktu saya tidak banyak. tersisa satu setengah jam sebelum lomba dimulai dan saya masih menawar ojek. saya menawar Rp.50.000 dan akhirnya bang ojek mau mengantar saya -_- ini pertama kali nya saya membayar ojek termahal di dunia, 50.000 coyy.. 
Ojek membawa saya ke Serpong, entah mengapa baru saya sadari kalau Serpong jauh sekali dari Jakarta (Kalau naik motor),saya jadi merasa kaga enak ama bang ojek nya...berkali kali bang Ojek menuju ke arah yang salah, berkali kali tanya ke orang lain dimana Serpong BSD. dan setelah satu setengah jam akhirnya kita sampai di Serpong, bang ojek minta untuk menambah ongkos karena nyata banget jaooh dari Jakarta. karena saya tidak enak, saya kasih Rp.7000 untuk ongkos tambahan dan dia berlalu pergi, makasih ya bang ojek mau mengantar saya sejauh ini -_-
Sesampai nya di tempat ini, saya berlari masuk kedalam aula pertemuan karena telat. Tidak perlu lah saya ceritakan lebih detail di sini, yang jelas, saya terpilih masuk kedalam 5 besar nasional dari beberapa kontestan dari beberapa provinsi :D senang nya... hahaha.

Setelah lomba usai, saya pulang balik ke Jakarta dengan menggunakan KRL dari St.Rawabuntu menuju St.Tanah Abang. dengan tiket seharga Rp.8000, saya "terbang" ke Tanah abang dalam waktu kurang dari 45 menit. Guess what? Stasiun Tanah Abang bukanlah seperti dugaan saya sebelumnya (mewah, besar, rapi dll), besar sih lumayan lahh... tapi setiap kotak tekel stasiun dihuni oleh satu calon penumpang !! mau jalan beberapa meter aja udah macam melintasi hutan manusia ! uhh pengunjung bertumpah ruah, saya lekas cepat-cepat meninggalkan stasiun ini dan menuju ke halte Busway terdekat. Dan oh iya... seperti yang saya bilang sebelumnya bahwa tidak ada halte Busway di Tanah Abang, anda harus naik kopaja ke stasiun terdekat atau Jalan kaki menuju Halte Bunderah H.I untuk naik Busway. Saya memilih untuk naik Kopaja menuju ke Kota Tua lagi... mau ngapain? kaga tau gue, iseng aja, lagian belum dapet tebengan, haha :D.  

Waktu telah menunjukkan pukul 15.00 sore itu, saya dengan santainya masih berjalan jalan di Sekitar Kota Tua, hanya sebungkus es dawet yang mengatasi dahaga saya kala itu, tidak ada makanan, tidak ada tempat berteduh... saya enjoy aja menikmati suasana Kota Tua, dan kemudian saya mendapat SMS dari teman baru saya, Mas Prabu.... dia bersedia jadi host saya selama 1 malam di kosan dia, Once again, Couchsurfing helped me ! Tentu saja saya menerima nya dengan senang hati dong :). Lokasi rumah mas Prabu berada di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, saya tancap naik Busway dari Halte Kota menuju Halte Kuningan Madya Aini. Saya dijemput oleh mas Prabu dan diantar ke kos an nya, he was a nice host, though :) .Kami berbagi dan saling berukar informasi tentang apa saja yang bisa ditukar (emang apa? -_-). Malam harinya, saya pergi ke Warteg (Warung Tegal) untuk menyantap makan malam saya dan bergegas tidur, mengingat keesokan harinya akan diadakan final lomba bahasa inggris pada jam 8 pagi. Jam 10 pagi saja saya terlambat dan naik ojek, apalagi mulai jam 8 pagi? -_- let's hee how was it!.

Pengeluaran Hari Ke-3
  1. Perjalanan dan Lomba Di Tangerang: Kopaja (Rp.1.000), TransJakarta (Rp.3.500), Ojek Mahal (Rp.57.000), Minuman (Rp.5.000), Ke St.Rawabuntu (Rp.2.000), KRL ke Tanah Abang (Rp.8.000)
  2. Perjalanan ke Kota Tua : Pulsa (Rp.7.000), Kopaja (Rp.4.000), TransJakarta (Rp.3.500),Es Dawet (Rp.3.000)
  3. Surf di Kuningan : Makan Malam (Rp.12.000)
TOTAL : Rp.106.000,-

Hari Ke-4 (Minggu, 10 Maret 2013) 

Bangun, Raka ! terdengar sayup sayup suara dari mas Prabu, saya emang kalau udah tidur susah dibangunin XD. dan kita lihat jam berapa... jeng jeng... JAM 05.30 !!! GILA, padahal KRL akan berangkat pukul 06.00, belum perjalanan ke Tanah Abang, terlebih lagi saya belum mandi :( wah gimana nih?? saya pusing memutar otak dan akhirnya menyerah dengan tetap berpegang teguh pada prinsip "Masih ada kereta selanjutnya". Setelah mandi saya bergegas pamit kepada mas Prabu, mengucapkan terimakasih dan segera menuju halte busway terdekat, Kuningan Madya. Ditengah perjalanan, saya berfikir ulang. Kalau saya ke Tanah abang bakal kaga ada KRL karena udah terlambat, kalaupun saya ngotot kesana bakal buang buang waktu, acara dimulai jam 08.00, saya masih di Jakarta pukul 06.30. entah kerasukan setan atau apa, saya menyerah dengan naik ojek (lagi), dengan tawar menawar yang sangat alot, saya mendapat harga Rp.60.000, tidak bisa ditawar lagi... :( saya sangat sedih harus melepas selembar uang biru dan selembar uang merah ini hanya karena bangun kesiangan -_-.

Selama perjalanan yang jauh itu, saya terus meratapi nasip selembaran uang biru saya, mengingat uang di dompet kian menipis, saya tidak kuasa menahan tangis perih duka mendalam cetar membahana (alay banget sih). itung itung buat sedekah lah, ntar juga dapet duit kok kalo menang --> saya terus menghibur diri dengan kalimat-kalimat seperti itu. tak terasa (apaan, terasa banget -_-) saya telah tiba di Sekolah di tanggerang Selatan sama seperti kemarin. kalau kemarin saya bayar ojek 57.000, kali ini saya membayar dengan harga Rp.60.000, itupun bang ojek nya minta tambah, OGAH !!, cukup sekali  dua kali ini gue naik ojek termahal di dunia..... 

Pengumuman Final. The Moment of Truth
Panjang banget proses final lomba ini, terlalu panjang kalau diceritakan disini, haha. langsung ke inti nya aja deh. Pengumuman final bakal diumumkan jam 2 siang, padahal ini masih jam 11 siang. mau kemana gue? kaga ada temen, nyapa orang kok ya respon nya negatif, akhirnya saya memutuskan untuk rebahan aja di temat duduk belakang sekolah. dan kali ini saya baru merasakan bahwa saya benar benar jadi anak gembel. bayangin aja... saya rebahan di tempat duduk belakang sekolah, seringkali ada orang lewat dan melihat saya dengan tatapan aneh, terlebih lagi baju saya yang udah lungset, dompet menipis (kaga bisa beli makanan minuman), inilah dimana seorang backpacker jauh jauh datang dari Surabaya untuk mengadu nasib mendapatkan uang yang kalo terbilang sih kaga seberapa banyak, dan belum tentu gue dapetin -_- jadi waktu itu saya cuma bisa pasrah kepada Tuhan YME, kalau dapat ya syukur, modal gue jalan bisa balik. kalau kaga dapet ya harus rela menguras sebagian isi ATM lebih dalam lagi buat melanjutkan "hidup" di kota ini.

Tiga jam "menggelandang" di sini, saat pengumuman pun tiba...

     "Juara II lomba speech competition jatuh kepada......" saya harap saya yang bakal dapet posisi kedua, karena udah pesimis banget kalau juara 1
     "Dave Gregory, BINUS International School Serpong" saya langsung lemas, putus asa, emosi, lelah bercampur menjadi satu. saya sudah membayangkan kalau setelah acara ini usai, saya bakal ke ATM terdekat untuk mengambil uang.

Namun tiba tiba... itu !
     "Juara I jatuh kepada...... Raka Wicaksana - SMK Negeri 1 Surabaya!!" 

Tunggu......, seperti nama saya disebutkan? dan ternyata benar, Saya JUARA 1 Nasional cooyy :( terharu sekali, saya yang cuma anak belum gede, gembel, dan "cuma" anak SMK ini bisa mengalahkan SMA dan banyak International School lainya. perasaan haru, bangga, senang, capek campur aduk jadi satu, lelah menjadi hilang ketika saya memegang penghargaan terbesar saya dalam tiga tahun ini, akhirnya...saya juara Nasional !! (nangis). Entah bagaimana ceritanya, saya rasa saya tidak lebih baik dari peserta yang lainya, tapi Tuhan berkata lain, Tuhan menghargai perjuangan saya sampai sejauh ini..... Entah bagaimana saya menuliskan nya dalam kata kata, semua terasa terlalu indah :)

Seusai menerima penghargaan, saya langsung pulang haha XD karena mau melanjutkan ke destinasi berikutnya, saya naik KRL ke St.Tanah abang dan berlalu menuju Stasiun Jakarta Kota. Mau kemana? saya hendak ke Bandung, kota Paris Van Java.

Tragedi Kehabisan Tiket
Kita semua tahu kalau tidak mau kehabisan tiket, ya pesanlah jauh jauh hari sebelum nya. namun inilah salah satu "keteledoran" saya damam hal berburu tiket. Setiba nya di Stasiun Jakarta Kota. Karena alasan efisiensi waktu, saya tidak membeli tiket pulang langsung ke Surabaya.Karena alasan efisiensi, saya tidak membeli tiket pulang langsung ke Surabaya. Saya memesan tiket KA Serayu Malam menuju Kiaracondong, Bandung. rencana ini telah saya buat sebelum Hari-H, saya akan memesan tiket ke Bandung, samapai di Bandung pukul 12 malam, bermalam di rumah teman selama 6 jam sebelum Kereta menjemput saya pada pukul 06.00 Pagi menuju Surabaya.

Dan kenyataan berkata lain, KA Serayu Malam (JAKK-BDO) HABIS untuk keberangkatan hari ini, DEG.. gue langsung terkejut. nih hari udah kaga ada temen yang bisa ditebengi nih di Jakarta. harus kemana?? saya mulai memutar otak, mencoba jalur alternatif memilih KA ke Yogyakarta, HABIS. KA langsung ke Surabaya, HABIS. KA ke Malang, HABIS. Saya mulai menunjuk rute KA yang semakin naik semakin mahal harganya, tapi percuma saja. Hari itu, semua KA Ekonomi, Ekonomi AC, dan Bisnis HABIS. Berkali kali saya coba SMS teman saya di Bandung untuk minta solusi, dia menyarankan untuk Stay di Jakarta saja sampai tiket KA ketemu, saya telpon teman-teman saya di Jakarta, tidak ada satupun yang bisa menyediakan tempat nebeng untuk saya pada hari itu. Saya langsung lemas... kaga tau mau berbuat apa. Saya hilang akal sehat dan memohon dengan muka imut ke petugas tiket untuk mennyediakan tiket ke Bandung untuk keberangkatan malam ini juga !

"Ke Bandung masih ada kok, pak. Tinggal 2 Kursi" Jawab petugas KA.

you know lah what I felt?, Fantastic !!! ternyata masih ada kesempatan untuk "pulang" lewat Bandung. bagaimana tiket Bandung-Surabaya yang benar benar habis? saya tidak menghiraukan nya dulu, yang penting saya bisa ke Bandung hahaah XD gila banget saat saat ujian gini gue malah extend buat bekpekeran !!

Jam setengah sembilan malam, KA Serayu malam akan berangkat ke Kiaracondong,Bandung. Namun saya sudah stand by di kereta pada jam 07.00 Malam (karena udah bingung mau ngapain lagi). Kereta begitu cepat menembus pemukiman penduduk, sungai, terowongan, sawah yang kala itu tidak terlihat karena gelap nya malam, pada jam 00.30 Dini hari, saya tiba di St.Kiaracondong Bandung. teman baru saya, Bro Alief menyediakan host untuk saya di daerah Sukapura. untuk menuju kesana, hanya satu buah transportasi yang tersisa di tengah malam itu. Becak :D. dengan tawar menawar yang alot, kami sepakat dengan tarif 15.000. 

Sesampai nya di Sukapura, saya disambut oleh Bro Alief, kita sharing sharing dan berkenalan lebih jauh satu sama lain. saya tidak tahu berapa malam saya akan menetap disini (karena belum pegang tiket ke Surabaya), tapi Bro Alief oke oke saja. Dia menyarankan untuk tinggal di Bandung selama beberapa hari, karena sayang banget kalau besok harus pulang, saya akhirnya googling mencari tempat wisata di Bandung untuk saya jelajahi esok hari, Bro Alief meminjamkan saya buku wisata kota Bandung. What a nice host :-) 

Pengeluaran Hari Ke-4
  1. Perjalanan dan Lomba Di Tangerang: Ojek Mahal (Rp.60.000), Makan Siang (Rp.15.000), Ke St.Rawabuntu (Rp.2.000), KRL ke Tanah Abang (Rp.8.000)
  2. Perjalanan ke Stasiun - Bandung : Angkot ke Stasiun (Rp.4.000), KA Serayu Malam (Rp.25.000), Becak ke Sukapura (Rp.15.000)
TOTAL : Rp.129.000,-

Pagi harinya, saya berencana mengunjungi Taman Raya Ir.Haji Juanda yang terletak di daerah Dago, Bandung utara (sepertinya sih). dari Sukapura, saya naik angkot ke St.Kiaracondong terlebih dahulu untuk berburu tiket KA yang belum saya dapatkan. Sesampainya disana, tidak ada harapan :( tiket yang habis, bahkan KA Eksekutif nya, antrian yang mencapai 300 orang tumpah ruah di stasiun. saya tidak mau membuang waktu berharga saya hanya untuk berlama lama antre untuk tiket yang tidak pasti, saya memutuskan untuk menunda pembelian tiket (walau beresiko tinggi) dan melanjukan perjalanan ke Dago.

Sampai di Taman Juanda, ternyata saya salah lokasi, saya belum tau perbedaan "Taman Jalan Juanda" dan "Taman Raya Juanda", sehingga saya diturunkan di taman, yang "cuma" sebuah taman kecil bertuliskan DAGO di Jl.Ir.H.Djuanda. kaget juga sih, masa di Internet bisa besar sekali, nyata nya kok cuma seimprit gini? dari tanya menanya yang saya lakukan, saya berangkat menuju taman raya juanda yang sebenarnya, turunlah di terminal angkot terakhir di daerah Dago. Dari sana, anda bisa naik ojek (Rp.5000 aja) atau bisa jalan kaki kurang lebih 2 km. dengan tiket masuk Rp.8000, masuklah saya ke Kebun Raya Juanda. 

Kesan pertama masuk disini, sejuk banget !! tak ada suara derit knalpot motor, tak ada suara manusia, kebun raya hari itu benar benar sepi, terlihat hanya dua tiga orang yang berlalu lalang serta penjual penjual makanan. Betah banget berlama lama disini. Pohon yang rimbun, suara kicau burung, aliran air yang deras, dan udara sejuk menemani kunjungan saya kali ini. pada dasarnya, Taman Raya ini berisi empat tempat wisata. Goa Belanda, Goa Jepang, Penangkalan Rusa, dan Air Terjun & Pemandian. let's move! 

GOA BELANDA DAN GOA JEPANG
Tujuan pertama adalah Goa Belanda, setelah beberapa ratus meter berjalan di tengah keelokan pemandangan bukit berbukit, sampailan saya di Goa Jepang. Untuk masuk ke sini Tidak Dipungut Biaya, tapi akan dikenakan biaya sebesar Rp.3000 untuk menyewa senter. Saya sempat kesal karena ketakutan saya memasuki ruang gelap. Walaupun saya sudah menyewa senter, tetap saja kalau tidak ada yang menemani rasanya takut sekali. akhirnya saya menyewa jasa guide (Rp.20.000). Saya dibawa berkeliling goa yang ternyata panjang nya tidak sampai 250 meter, hanya dibuat beberapa lorong saja. idihhhh.... masa goa se pendek ini gue pake guide sih :( sempat kecewa juga tapi uang hijau sudah ada di tangan sang guide. Mau bagaimana lagi? :(.

Tujuan selanjutnya adalah Penangkaran rusa dan Air Terjun, namun karena saya terpengaruh omongan sang guide kalau perjalanan kesana butuh satu setengah jam trekking, saya membatalkan kunjungan kesana dan menuju ke goa Jepang. Sama seperti goa belanda, hanya terkesan lebih tua saja. Masuk juga untuk apa kan? toh sama saja seperti goa sebelumnya, saya ga mau pinjam jasa guide lagi haha :D jadi cuma foto foto di depan goa nya saja.

Selepas itu, saya berkunjung ke Patung Ir.H.Djuanda, di sekitar sana terdapat burung langka, waduk buatan dan segala bentuk objek wisata yang alami ada disini. oh my god... benar benar tempat yang sejuk untuk melepas kepenatan :) I love this place.

Sekarang saya menuju ke tempat yang lokasi nya saja saya tak tahu. Museum KAA (Konfrensi Asia afrika). dari tanya-menanya, duduklah saya di angkot yang membawa saya kaga tau kemana. karena jauh, saya ketiduran dan tak disangka sangka, Gue sekarang ada beberapa meter di depan masjid Raya Bandung !! waw.. tempat yang berada di luar rencana. disini banyak sekali kios kios menjual pakaian, wlaupun saya kaga tau mahal atau murah, karena mamang bukan berorientasi untuk belanja. Saya menuju halaman depan Masjid Raya, banyak sekali "penjual dadakan" yang memasang lapak disini. Mulai pakaian, alat sholat, makanan, peralatan rumah tangga ada disini. Di Masjid Raya Bandung terdapat menar ayyyya untuk melihat pemandangan kota Bandung dari atas. Sayaun Sayangnya menara ini hanya buka HaHari Sabtu dan Minggu, jadi batal deh saya naik keatas :(

PBanya Bandung terdapat mena. Di masjid RayaJalan...jalan...jalan. saya ketemu dengan Gedung Museum KAA yang ternyata Tutup Hari Senin !! :( gila nih sepertinya trip hari pertama di Bandung kaga selancar yang gue kira. iya sih saya tidak ada rencana untuk berwisata di Bandung, jadi semuanya serba dadakan banget. Tapi sebagai gantinya, saya menyusuri Kota lama nya Bandung yang berpusat di JL.Asia Afrika, beberapa meter di sebelah Masjid Raya Bandung. Bangunan kuno bergaya Eropa menghiasi jalan ini, anda bisa menemui gedung Kantor pos Bandung yang megah disini. 

Pernah dengar Jakarta Macet? sering banget kan?, tapi gimana kalau Bandung Macet? kaya gini nih....

Hari mulai gelap, saya memutuskan untuk mengakhiri perjalanan hari ini. saya balik ke Sukapura ke tempat Bro Alief. Terlintas ide untuk membeli tiket KA secara online, yahh wlaupun harus tekor uang lebih, setidaknya masih lebih murah daripada kelas Executive dan yang paling penting, saya bisa pulang ke Surabaya.... KA baru bernama Harina (Kelas isnis dan Eksekutif) berangkat dari St.Bandung menuju St.Surabaya Pasar Turi. Berangkat pukul 20.30 dan sampai di Surabaya pukul 09.30. dengan harga kelas bisnis nya Rp.220.000 :(

Pengeluaran Hari Ke-5
  1. Taman Raya Djuanda : Angkot ke Kiaracondong X2 (Rp.4.000), Angkot ke Taman Raya Djuanda X2 (Rp.5.000), Ojek (Rp.5.000), Minum (Rp.2.000), Tiket Masuk (Rp.8.000), Senter (Rp.3.000), Jasa Guide (Rp.20.000), Makan Siang (Rp.5.000)
  2. Masjid Raya Bandung & Pulang : Angkot menuju MRB (Rp.3.000), Aqua (Rp.7.000), Gorengan (Rp.5.000), Angkot pulang X2 (Rp.4.000), Makan Malam (Rp.7.500), Print Tiket KA (Rp.500)
TOTAL : Rp.79.000,-
     !