10 Februari 2014

Menyusuri Secuil ASEAN [1] Yeay .. I've Got the Promo Tickets !!


. Sekitar setahun yang lalu, tepatnya bulan Januari 2013 adalah saat dimana saya mulai merencanakan jalan jalan yang pada awalnya masih bingung masalah destinasi. Beruntung saat itu saya dapat promo Airasia rute Jakarta [CGK] - Kuala Lumpur [KUL] dengan harga Rp.99.000 untuk Januari 2014 ! nunggu setahun men baru berangkat -_- , tapi tak apalah, toh saya juga belum tahu betul mau pergi kemana. Selang waktu berjalan, tiket saya pun akhirnya punya gandengan. Citilink SUB-CGK [Surabaya-Jakarta] saya dapat dengan harga Rp.55.000, Airasia KUL-PNH [Kuala Lumpur-Phnom Penh] dengan harga Rp.210.000, disusul Airasia DMK-HKT [Bangkok-Phuket] hanya dengan Rp.180.000 , dan untuk penerbangan pulang saya membeli Airasia KUL-SUB [Kuala Lumpur-Surabaya] seharga Rp.240.000. So, total untuk semua penerbangan 5 kali menghabiskan sekitar Rp.784.000. Perjalanan dimulai tanggal 17 Januari 2014 dan berakhir tanggal 06 Februari dengan kota kota tujuan di empat negara [Indonesia, Malaysia, Kamboja dan Thailand] Yah ... total 21 hari untuk suatu pengalaman baru yang pasti tidak akan pernah saya lupa.

Pada awalnya, saya mengira kalau saya berwisata pada saat yang tidak tepat, tahulah kalau pada bulan januari 2014 yang lalu, Jakarta dilanda banjir dimana mana, aktifitas transportasi banyak yang lumpuh. Belum lagi kalau kita lihat nilai tukar rupiah terhadap dollar yang merosotnya naudzubillah mindzalik, alhasil saya menukar rupiah saya lebih mahal daripada sebelumnya, 1 Bath thailand yang semula 300 rupiah sekarang naik menjadi Rp.386,-. Ringgit malaysia yang awalnya hanya berkisar Rp.3200,- sekarang melonjak naik menjadi Rp.3725,- ughh... rasanya saya rugi besar. Belum lagi aksi demonstrasi di Thailand dengan tema "Bangkok Shutdown" yang KBRI sendiri menghimbau semua WNI dianjurkan tidak berwisata ke Bangkok. dan terakhir aksi demonstrasi di Phnom Penh [Kamboja] terkait pemilu disana. double sial nih sepertinya :(. But show must go on !!  saya update terus ke teman teman yang ada di Bangkok maupun Phnom penh, tentang perkembangan disana, apakah masih demo? Walaupun jawabanya "masih" pun, saya tetap harus berangkat.

Hari itupun hampir datang, 17 Januari setelah semarak tahun baru sudah selesai, giliran saya berkemas. dan akhirnya 17 Januari saya berpamitan dan berangkat ke Bandara Internasional Juanda Surabaya. Sebuah perjalanan yang singkat selama 55 menit dan saya sudah sampai di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Rencana pertama adalah tukar rupiah ke bath thailand disana, tapi setelah saya cari-cari, hampir semua money changer (bank) disana tidak menyediakan mata uang Baht, lalu saya melihat salah satu bank yang menawarkan Bath tapi dengan kurs Rp.400,- per 1 bath, gile amat -_- ogah ah. Nanti tukar di Thailand aja, pikir saya. Kemudian saya mencari bus Damri ke Lebak bulus, saya akan menginap 3 hari 2 malam di rumah teman saya, Syofian. Selain berhemat budget akomodasi, kunjungan kali ini juga untuk Silaturahmi karena sudah beberapa bulan kami tidak berjumpa.

Tidak ada aktivitas berwisata selama saya berada di Jakarta selama 3 hari itu, karena kota ini sudah seperti rumah kedua saya, tempat tempat yang saya kunjungi selama di Jakarta adalah UIN Syarif Hidayatullah, Bintaro Mall dan Rumah teman di Bintaro. malam nya kami berbincang bincang di rumah teman saya, Juggi, yang juga pernah beberapa kali berwisata ke Bangkok. Ini bukan kali pertama saya akan berkunjung ke Bangkok, sebelumnya pada tahun 2012, saya juga menginjakkan kaki di kota yang orang bilang sebagai "The sin city" ini. Namun karena kunjungan ke bangkok pada 2012 lalu hanya untuk transit selama kurang lebih 7 jam saja, sehingga melihat matahari di Bangkok saja pun belum pernah haha. Jadi anggaplah ini sebagai perjalanan perdana saya di kota yang punya nama asli terpanjang di dunia ini.

Tanggal 20 Januari, saya berpamitan dengan teman saya dan bertolak menuju Bandara Soekarno-Hatta dari Terminal Lebak Bulus pada pukul 7 pagi. Sempat terdengar kabar bahwa terminal ini ditutup karena akan digalakkan proyek stasiun MRT, tapi untungnya bus Damri masih beroperasi disana. Sekitar 2 jam, bus bahkan belum sampai setengah jalan. Banjir di area Jakarta barat membuat jalanan lumpuh. Saya sempat khawatir karena penerbangan saya ke KL sekitar jam 11.30, dan waktu menunjukkan pukul 09.30 dan masih belum setengah jalan, padahal jam 09.30 seharusnya saya sudah check in di kounter dan mengantre imigrasi. Setelah bus merayap perlahan, tiba tiba berhenti. Saya pikir ada apa, eh ternyata salah satu penumpang kebelet pipis, bus kemudian menepi dipinggir jalan dan penumpang lain juga ikutan pipis di tepi jalan :( Yaelah Pak, pentingan pipis yak daripada jadwal penerbanganya !!. Akhirnya setelah kembali merayap di jalan, bus kembali melaju kencang setelah melewati jalan tol cengkareng. fuihhh... lega rasanya tiba di bandara terminal 3 pukul 10.30. 

Saya spontan lari ke terminal keberangkatan internasional dan langsung mengantre di bagian imigrasi. Setengah jam antrian itu pun belum berkurang juga. Saya tanya ke penumpang di depan antrian saya "Mbak, ini kenapa kok gak maju maju?" dengan kecewa dia menjawab kalau petugas imigrasi nya belum datang. What the hell !! ini sudah jam berapa ?? saya tambah panik, tapi setidaknya ini bisa dijadikan alasan in case kalau saya ketinggalan penerbangan. Tapi sebentar saja, petugas imigrasi akhirnya datang dan antrean pun akhirnya maju. Selang beberapa menit saja, pengumuman boarding Airasia QZ8192 ke Kuala Lumpur ditampilkan di layar boarding. Dan akhirnya saya akan bertolak ke kota kedua dalam daftar, Kuala Lumpur ! :D 
My flight is on its way to Kuala Lumpur
Pengeluaran Hari ke [1], [2], [3], [4]
Airport Tax SUB-CGK IDR 40.000, Bus Damri ke Lebak Bulus IDR 30.000, Jalan-jalan selama di jakarta IDR 150.000, Bus Damri ke Soetta IDR 30.000, Airport Tax CGK-KUL IDR 150.000
TOTAL = IDR 400.000 

1 komentar: