12 Agustus 2013

Jelajah Tiga Negeri [ 3 ] Sentosa dan Deretan Mall Orchard Road



     Saya set alarm saya pukul 05.30 untuk bangun sahur, karena disini disediakan free breakfast, saya tidak perlu repot repot lagi mencari menu untuk sahur :D, tapi nampaknya things didn't happen as clear as I thought it was. Saat saya menanyakan kepada receptionist, apakah saya bisa mengambil sarapan sekarang, dia bilang bisa, dan saya diminta untuk menunggu di sofa ruang tamu, dengan logat Singlish nya.. Dan setengah jam, satu jam dia masih asik bercumbu dengan komputernya. "Hey, mana breakfast gue..?? -_- udah mau subuh niii" gumam saya dalam hati. saat ada bisik bisik suara imsak, eh dia malah masuk ke dorm -_- sial, misscommunication sepertinya sedang terjadi. Sampai adzan subuh berkumandang, orang tadi tidak kunjung memberi saya sarapan. ini pertama kali nya dalam hidup saya, saya tidak sahur :( Hanya beberapa gelas air putih dari wastafel yang bisa saya minum untuk (setidak nya) mengganjal haus semasa jalan jalan nanti.

     Saya kembali ke dorm untuk tidur sebentar, lalu bersiap menuju destinasi selanjutnya, what's that? Merlion ! (Lagi). Hehe bukan apa apa, saya merasa kurang afdol kalau foto di merlion bukan pada pagi/siang hari. Menurut saya, suatu landmark sepatutnya dikunjungi dalam 2 waktu, yaitu siang dan malam. Siang hari bagus karena pencahayaan utama berasal dari matahari dan seluruh bagian landmark pasti akan ter-capture kamera, namun malam hari juga bagus karena suasana sekitar akan dihiasi oleh lampu beraneka warna yang menambah leindahan suatu landmark (dalam hal ini, Merlion) Ini menurut saya loh, kalau mau diaplikasikan dalam trip ya silahkan :D. 

     Yap, saya mengunjungi Merlion park lagi pada pagi kedua itu. dari MRT Little India (NE7) ambil rute menuju MRT Raffles Place (NS26) dengan tarif SGD 1.10. Oh iya, disini selain ada Patung merlion yang biasa kita lihat, di belakang nya ada replika merlion dengan ukuran yang lebih kecil, sekitar 2-3 meter saja, objek lain yang menarik untuk difoto adalah Signboard dari The Fullerton hotel, terlihat jelas persis di sebelah kanan patung Merlion, dengan latar belakang CBD (Central Business District) nya Singapura, keren banget :). Disini saya sudah tidak sungkan lagi untuk meminta tolong orang lain untuk fotoin saya, saya berprinsip bahwa ini adalah liburan saya, kalau malu kapan bisa maju? toh saya meminta tolong dengan orang yang berlainan setiap jepretan nya kan ;) Uniknya, saya malah bertemu dengan beberapa orang Indonesia karena keberanian ini, walaupun tidak bisa jalan bareng (karena mereka mungkin ikut paket tur), tapi ya setidaknya senang lah ada "teman sebangsa" juga disini rupanya haha. Saya juga bertemu dengan orang yang sepertinya datang dari daratan China yang ga bisa ngomong bahasa Inggris, jadi komunikasi kita pake bahasa tubuh gitu... Seru juga, nah sejak itu saya mulai berani untuk show off minta tolong fotoin ke orang lain.
Patung Merlion di Siang hari, dihiasi oleh Background Gedung Pencakar langit Singapura
[KIRI] Patung Merlion kecil persis di belakang Merlion Utama
[KANAN] Signboad One Fullerton Hotel, hanya beberapa meter dari Merlion

     Tidak berlama lama di Merlion Park, saya bergegas menuju Pulau Sentosa, tempat semua hiburan berada, mulai dari atraksi gratis hingga berbayar seperti di Universal Studio Singapore. Dari Merlion park jalan kaki ke MRT Rafless Place, ambil rute ke MRT Harbour front. tarif seharga SGD 1.2 .Tapi sialnya, saya tertidur dalam perjalanan dan nyasar entah di stasiun mana. Untung saja petunjuk dan peta MRT sangat lengkap, jadi tinggal mencari platform untuk rute balik ke MRT Harbour Front. MRT Harbour front tergabung dengan pusat perbelanjaan Vivo City, dari sini anda memiliki 3 opsi menuju Pulau Sentosa yaitu : [1] Naik Cable Car, [2] Naik Skytrain, [3] Jalan kaki. Pilihan termurah pastinya adalah jalan kaki melewati Sentosa Boardwalk, sebuah jembatan penghubung Pulau Singapura dan pulau sentosa Ini panjangnya kurang lebih 500 meter, disini anda akan dimanjakan dengan trotoar berjalan dan pemandangan yang tidak kalah spektakuler, disana juga telah disediakan kafe (gile, jembatan ada kafe nya cuiy..), taman taman kecil bahkan patung patung karta sclupturer ternama, jadi ke Sentosa island dengan modal dengkul rasanya bisa menjadi alternatif yang menyenangkan dibanding naik skytrain atau cable car. saya tidak tahu persis berapa biaya naik cable car atau skytrain, untuk tiket masuk sentosa island (via Sentosa Boardwalk) hanya SGD 1 (8000 rupiah) !
Sentosa Boardwalk, salah satu pintu masuk menuju Sentosa Island
     And this is it ! SENTOSA ISLAND ala Chef Farah quinn. Pada hari itu Pulau sentosa cenderung sepi, tidak banyak pengunjung yang memadati area tersebut, Saya berjalan menyusuri setiap keindahan buatan manusia ini, mulai dari Sentosa Visitor Centre, Universal Studio Singapore - Merlion Statue (Big) - Palawan Beach - Songs of the Sea dan beberapa mall mall kecil yang saya lupa namanya. banyak yang bertanya, apakah saya masuk kedalam Universal Studio Singapore nya? LOL tentu tidak, bagi yang berbudget minin, hal ini menjadi tidak masuk akal untuk masuk kedalam USS, biaya masuk nya saja sudah hampir setengah juta rupiah. Saya pribadi tidak terlalu suka dengan atraksi atraksi film seperti yang ada di USS. Kelihatanya menarik sih, tapi masih banyak tempat untuk dikunjungi dengan duit setengah juta itu :), be wise !, berhubung tak punya budget cukup untuk masuk USS, berfoto di depan signboard USS yang berupa bola dunia bertuliskan "Universal" bisa menjadi pilihan. dan yang terpenting, free of charge.. 
Universal Studio Singapore (USS)
     Saya melanjutkan walking tour saya ke kompleks cafe dan casino-casino di sana. ada Hard Rock Cafe dan kafe mahal lainya, iseng saya lihat daftar menu yang dilengkapi dengan harga dalam SGD itu, dan.... terimakasih ! harganya tidak masuk akal. Secangkir kopi saja bisa dibandroll dengan harga SGD 12-15 (Rp. 96.000 - 120.000), padahal kalau di Indonesia, 2000 perak aja sudah dapat XD tak jauh dari sana, saya melihat patung Merlion yang berpuluh puluh kali lipat lebih besar dari yang ada di Merlion Park yang saya kunjungi sebelumnya. Untuk naik keatas mulut Merlion pastilah harus merogoh kocek lagi (sekitar SGD 2-3) untuk yang tidak punya kocek, bisa berfoto di depan Signboard "Sentosa" dengan berlatar belakang patung merlion super besar ini.
The Big Merlion, Sentosa Island
     Next stop dalah Siloso Beach, dari patung merlion kita bisa jalan kaki atau bisa menumpang shuttle bus atau skytrain menuju Beach Station yang tidak dipungut biaya. Dalam perjalanan dengkul ke Siloso, anda akan melewati atraksi "Song of the Sea" yang buka pada malam hari, inilah pertunjukkan yang ingin saya lihat walaupun tiketnya agak mahal (SGD 10), sayangnya hanya buka pada malam hari, sedangkan jam masih menunjukkan pukul 12 siang. mungkin next time... 

     Akhirnya saya sampai juga di Siloso beach atau pantai Siloso, ini adalah pantai buatan manusia, jadi keindahanya terkesan dibuat buat. Walaupun terlihat cantik, tapi banyak "cacat" nya nih pantai, air nya yang keruh, ombaknya yang hampir tidak ada (lebih mirip seperti danau), banyak dikuasai oleh resort dan bar di tepi pantai sekaligus jadi tempat berlabuh nya kapal kapal nelayan, saya berusaha menikmati keindahan Pantai Siloso walaupun personally saya kurang mendapatkan kenikmatannya. Sebagian besar keindahan yang ada di Pulau Sentosa, atau bahkan di seluruh negara Singapura adalah buatan manusia, mulai gedung-gedung pencakar langit, pantai, arsitektur, patung patung, taman, pariwisata... semuanya buatan SDM Singapura yang pintar memanfaatkan kekuranganya (karena SDA yang rendah). Bagi saya, semua ini memberikan rasa kagum yang besar tapi tidak memberi saya kepuasan, tidak ada pantai yang benar benar alami, tidak ada rumah tradisional, atraksi budaya lokal dll... semua serba modern. 
Pantai Siloso, Keindahan buatan tangan SDM Singapura
     Saya mencoba menjelajahi sudut lain dari Pulau Sentosa, mungkin saja ada spot wisata menarik yang saya lewatkan. Saya mencoba menumpang Skytrain gratis menuju arah yang saya juga tidak tahu, eh tidak tahunya monorail ini membawa saya kembali ke daratan Singapura, artinya kita sudah keluar dari Pulau sentosa dan akan dikenakan biaya masuk lagi jika ingin kembali ke Sentosa Island. What a a pity! Kunjungan saya ke Pulau Sentosa kemudian berakhir setelah turun dari Skytrain tersebut.

     Dari Vivo City tempat saya turun dari skytrain, saya kembali ke MRT Harbour Front dan melanjutkan wisata ke Jalan Orchard (Orchard Rd.). Bagi yang belum tahu, Orchard Road ini adalah salah satu tempat yang (katanya) harus dikunjungi di Singapura. Di sepanjang jalan Orchard terdapat puluhan Shopping Malls, butik, gallery, gedung parlemen, dan banyak lagi tempat untuk menghabiskan dollar Singapore kita. Biasanya orang orang borju Indonesia kalau beli oleh oleh seperti parfum, kaos, gantungan kunci, sampai pakaian dengan merk terkenal, disinilah tempatnya! banyak pula yang berkata "Belum ke Singapura kalau belum mengunjugi Orchard Road". Dari MRT Harbour front (NE1) ambil rute ke MRT Dhobby Ghaut (NE6) #Saran saya jangan ambil rute MRT Orchard Road, karena bakal lebih mahal (karena perbedaan warna rute), MRT Orchard Road menurut saya boleh diambil untuk rute pulang saja, karena di dekat stasiun itu terdapat ION dan Lucky Plaza, tempatnya barang/souvenir murah khas Singapura, jadi sebaiknya diletakkan di akhir perjalanan sebelum kembali ke Hostel :)

     Kembali ke Orchard, jalan ini memang dipadati oleh pusat perbelanjaan, di kanan-kiri anda bisa melihat shopping mall dengan tema dan arsitektur yang berbeda. Beberapa diantaranya yang terkenal adalah ION Orchard, Nge Ann City, Paragon, Lucky Plaza, Takashimaya dan banyak lagi. Kalau bisa dikomparasikan, ini seperti Malioboro kalau di Jogja, hanya saja tata kotanya jauuh lebih modern. Lalu apa yang bisa dieksplorasi disini? saya bukan shopping addicted atau tidak terlalu suka kegiatan belanja (selain souvenir), saya hanya menyusuri Jalan Orchard dibawah suasana gerimis kecil kala itu, menatap keindahan arsitektur sambil menganga kaya orang bego

     Kemudian saya berbelok ke salah satu mall, Lucky Plaza. Banyak wisatawan yang merekomendasikan tempat ini untuk membeli souvenir khasi Singapura, seperti miniatur merlion, gantungan kunci, coklat, parfum dan masi banyak lagi. Saya berhenti di salah satu gift shop dan tertarik membeli beberapa oleh oleh untuk teman dan saudara di Indonesia. ada gantungan kunci, maghnet kulkas, T -Shirt, dan kartu pos untuk koleksi pribadi. Untuk gantungan kunci, harga mulai 10 Dolar (80 ribu rupiah) untuk 18 buah. Sedangkan T-shirt dibandrol dengan harga 10 Dolar untuk 3 buah, untuk kartu pos dihargai 50 sen saja. murah bukan? eitts.. tapi ada lho yang lebih murah dari Lucky Plaza, simak cerita nya di bagian "Bugis Street Shopping"
Orchard Road dan Salah satu Gift Shop di Lucky Plaza
     Setelah "kalap" belanja, saya memutuskan kembali ke Hostel, dari MRT Orchard Rd (NS22) ambil rute MRT Little India (NE7) dengan harga SGD 1.20. Saya mampir ke Tekka Centre dahulu untuk membeli menu buka puasa, yang pasti bukan nasi, tapi hanya roti prata yang 80 sen per porsi itu, ditemani dengan segelas teh tarik rasa lemon. Yah, walaupun hanya berbuka dengan roti (lagi), tapi sudah cukup mengenyangkan perut kok. 

     Saya kembali ke hostel dan accidentaly saya (akhirnya) berkenalan dengan beberapa penghuni satu dorm saya. Ped, orang Thai. Dia adalah imigran mengadu nasib sebagai pekerja di Singapura, teman lainya adalah Rawee, asal Nepal. Itu menjadi kali pertama nya berlibur ke luar negeri, kami berbincang bincang kala itu, menikmati senandung nada bahasa, aksen aksen yang berbeda dan mengalami kebersamaan yang erat, inilah yang aku suka dari travelling, saya bisa mempraktikkan nilai nilai sosial budaya yang saya dapat dari pelajaran IPS SMA, bahasa inggris yang sudah lama tak dilatih pun akhirnya encer juga terdukung suasana. Saya berangan-angan suatu hari nanti saya akan berkunjung ke Nepal, bertemu dengan Rawee dan melanjutkan perbincangan kami yang berlangsung hanya beberapa puluh menit saja di malam terakhir saya di Singapura. Someday....

     Tak lama setelah itu, saya undur diri untuk melanjutkan perjalanan saya ke Bugis Street Shopping. tak perlu menaiki MRT untuk sampai ke Bugis, hanya berjarak kurang lebih 1 kilometer dari Hostel saya. Bugis street Shopping (atau "Bugis" saja) adalah komplek gift shop semi-tradisional yang menjual aneka barang cidera mata mulai pakaian, perhiasan, makanan ringan, hingga buah tangan khas Singapura di jual disini. Suasana di sana sangat ramai kala itu, agak sulit untuk berjalan kedepan karena ramainya pengunjung. Sialnya, disini saya temukan pernak-pernik Singapura yang harganya bahkan jauh lebih murah dari yang ada di Lucky Plaza Orchard Road. Ambillah contoh misalnya gantungan kunci bergambar merlion, Jika di Lucky plaza harganya SGD 10 untuk 18 buah, disini dihargai SGD 10 untuk 24 buah, bahkan ada yang SGD 10 untuk 30 buah :(( Gilaaa !!.... hati saya seperti ditusuk beribu ribu tombak dihantam ratusan ton batu dihujam berlapis lapis pisau melihatnya (ih lebay dah -_-). Sama halnya dengan T-shirt, dihargai SGD 10 untuk 4 buah, dengan kualitas kain yang lebih tebal dari yang ada di Lucky Plaza. So, lain kali, kalau mau beli souvenir atau buah tangan sebagai oleh oleh, saya rasa Bugis lah tempat yang tepat. #Pengalaman mengajarkan apa yang kita tidak bisa peroleh di bangku sekolahan, yah walaupun rugi dan ada rasa kecewa sedikit, tapi buat hikmah aja deh :)
Bugis Street Shopping, Best deal untuk belanja oleh-oleh
     Kembali ke hostel di Little India, suasana sudah beragsur sepi, banyak orang menutup rolling door kedainya, tak terasa bahwa saat itu adalah malam terakhir saya menginjakkan kaki di negara Singa, disini saya bertemu beragam ras dan suku bangsa. Asian, European, African were mixed up to gather without gap, I liked that athmosphere a lot. A chance to gain friendhip, a chance to show hospitality. Walaupun saya belum seberani penghuni hostel yang lain, yang bisa berbaur dengan mudahnya ke semua orang, setidaknya ini adalah langkah awal bagi saya untuk memperbaiki diri, lebih terbuka kepada orang  lain. Singapore taught me something I have never found before. Thanks a lot ! Tidur saya malam itu serasa damai menyambut hari esok yang mungkin akan lebih mengajari saya banyak hal. 

     Esok harinya, saya membatalkan kunjungan saya ke Singapore Botanical Garden karena saya terlalu lelah dan harus menyimpan tenaga untuk pergi ke negara selanjutnya. Saya akan berpindah ke Melaka, Malaysia. jadi pada pukul 12.00 siang saya sudah bersiap check out, petugas hostel mengembalikan uang deposit saya sebesar SGD 20 dan mengucapkan "thank you, we wish you come back here again". Saya berpamitan dengan Ped, sayangnya saya tidak melihat Rawee... mungkin sudah keluar berjalan-jalan. Bye Footprints Hostel !

     Saya menuju Queens Street Bus terminal, dimana terdapat bus yang akan mengantar saya ke Johor - Malaysia. Untuk menuju Melaka dari Singapura, anda harus naik bus SBS Transit No.170 (harganya SGD 1.70) atau bisa juga naik Bus Singapore-Johore Express seharga SGD 2.40. berhubung saat itu SBS transit sedang kosong, dan Singapore-Johore Express akan berangkat sesaat lagi, saya memutuskan untuk naik Singapore-Johore Express, seorang kakek membantu saya mencarikan bus dan membelikan saya tiket (pake uang saya) karena saya benar benar tidak paham dengan logat singlish nya supir bus itu.


     And here I am, dalam perjalanan berkilo-kilometer menuju Melaka, selamat tinggal Singapura !!... terimakasih telah membuat dua hari saya berkesan. Kalau ada waktu saya bakal mampir lagi yah.. ^^

Pengeluaran Part 3
MRT Little India - MRT Raffles Place (SGD 1.20), Tiket masuk Sentosa Island (SGD 1.00), MRT Harbour Front - MRT Dhobby Ghaut (SGD 1.40), Roti Prata (SGD 1.20), Teh tarik (SGD 1,2), Gantungan kunci 12 buah + Magnet kulkas 3 buah (SGD 10), Kaos Singapura 3 buah (SGD 9), Kartu pos (SGD 0.50), MRT Orchard Road - MRT Little India (SGD 1.20), Bus Singapore-Johore Express (SGD 2.40)
TOTAL : SGD 29.1 (IDR 232.100)              .

CERITA SELANJUTNYA [ PART 4 ]

0 Komentar:

Posting Komentar