12 Agustus 2013

Jelajah Tiga Negeri [ 2 ] Singapura - Rakyat dan Modernitasnya


     Horayyy.... jam 10.45 WS (Waktu Singapura), pesawat saya mendarat mulus di Changi Airport (Terminal 1), Changi airport benar benar mengubah pandangan saya terhadap "standar" bandara Internasional. Saya takjub melihat keindahan interior dan kemewahan bandara Changi ini. sulit menjelaskanya, saya terlalu takjub sampai tidak sempat mengambil gambar even hanya satu foto disana :(. Ada mall, skytrain penghubung antar-terminal, MRT Station, pintu masuk yang sampai dibuat dua tingkat (beserta jalan beraspal nya), counter check-in yang banyaknya masyaallah, orang caucasoid, mongoloid, negroid, dan -oid -oid lainya berkumpur jadi satu tanpa ada pembatas ras dan kewarganegaraan, pramugari-pramugara yang cantik dan cakep juga bersliweran disana, bahkan saya melihat segelintiran pramugara-pramugari Emirates Airlines dengan seragam khas mereka, itu loh maskapai termewah di dunia. Suvarnabhumi Airport Thailand sepertinya masih kalah jauh dengan Changi Airport Singapura ini, apalagi kalau dibandingkan dengan Soekarno-Hatta -__-" (Apalagi bandara Juanda..no comment deh --") bandara2 di Indonesia harus banyak belajar dari sini.
     Saya bengong, rasanya seperti orang Kota yang pindah ke kota sungguhan, Singapura sungguh menyita perhatian saya sejak tiba di bandara nya itu. Namun kekaguman itu tidak berlangsung lama setelah saya pergi mencari tourist information, saya mau bertanya bagaimana cara menggunakan MRT, Mencari bis ke Johor, Transportasi di pulau sentosa dan masih banyak lagi pertanyaan yang lain, ketika saya bertanya kepada kedua perempuan muda penjaga tourist counter disana, mereka menjawabnya dengan ketus dan singkat, saya dengan kemampuan bahasa Singlish seadanya ini belum terbiasa dengan tipikal orang Singapura yang notabene to the point itu. Tidak ada penjelasan yang saya mengerti selama pertemuan singkat dengan penjanga informasi pariwisata itu, saya hanya diberi peta MRT setelah saya bertanya panjang lebar tentang bagaimana prosedur naik MRT. Ih.... -_- kesel deh. Saya bergegas menaiki Skytrain ke Terminal 2 (saya ada di Terminal 3), karena stasiun MRT ada di Terminal 2, tenang saja, untuk menaiki Skytrain ini tidak dipungut biaya kok :)

     Dari Changi Airport, saya menuju stasiun Little India (NE7) dengan biaya SGD 2.30, prosedur pembayaran tiket MRT memang agak sedikit membingungkan. jika harga satu rute adalah SGD 2.20, maka yang harus anda bayar adalah SGD 2.30 (ada penambahan deposit 10 sen), kemudian untuk pembelian kedua, harga normal. Pembelian ketiga, deposit 10 sen di pembelian pertama akan dikembalikan, pembelian keempat dan kelima harga normal. Pembelian keenam anda akan mendapat diskon 10 sen (Jika harga rute SGD 2 maka kita hanya perlu membayar SGD 1.90), setelah pembelian keenam, kartu akan hangus dan tidak bisa dipakai lagi, kita harus mengulangi langkah 1 untuk naik MRT lagi.. agak ribet ya -___-, tapi terlepas dari itu, petunjuk pembelian tiket, nama stasiun, arah jalan, peta MRT dll sangatlah jelas disediakan disana, malah kalau saya bilang, kebanyakan petunjuk. Jadi dalam waktu singkat saya rasa kita juga bisa pelan-pelan ngeh tentang sistem / prosedur transportasi massal di Singapore ini. Ada yang menyarankan untuk beli EZ Link Card, karena harganya akan lebih murah, tapi setelah saya kalkulasi, pakai EZ Link Card akan jadi lebih boros karena saya hanya 2 hari dan ada deposit sebesar SGD 5 yang harus dibayarkan, dan deposit itu tidak bisa diambil kembali.

     Sampai di MRT little india, saya jalan kaki berusaha menemukan penginapan yang sebelumnya telah saya book secara online, Footprints Hostel (25A Perak Road, Singapore) --> alamat ini juga yang saya isikan ke Kartu kedatangan. lokasinya lumayan jauh dari stasiun MRT, tapi masih bisa ditempuh dengan jalan kaki. Hostel ini terletak di daerah litte India, saya malah lebih banyak lihat orang tamil daripada orang chinese (mayoritas). Hostel ini tergolong murah, cuma SGD 12 per malam (hanya untuk booking online), kalau go show sepertinya mahal, sekitar SGD 24 (1 SGD = 8000 Rupiah). Ini adalah kali pertama saya booking hostel, agak nervous sih. Gimana kalau nanti saya dikira dibawah 17 tahun, gimana kalau nanti sekamar sama orang orang aneh dll. Dan percakapan pun terjadi.............

R : Excuss mi, I want to book two nights dorm
C : <bicara bahasa singlish> Intinya dia tanya udah book online apa belum? 
R : Yes, I have booked online
C : <Intinya check in time adalah pukul 14.00, jadi saya disuruh tunggu 4 jam -_- 

     Gile nih, 4 jam disuruh nunggu.. gue ngapain dateng pagi pagi, mending tadi jelajah Changi Airport dulu -_-. Untungnya Receptionist nya mempersilahkan saya untuk menunggu di ruang makan, ada internet nya jadi ga jenuh sih haha.

     Setelah jam 2 siang, saya kembali check in. Harga yang harus saya bayar adalah SGD 21,6 untuk 2 malam (sekitar 86.000/malam) dengan deposit sebesar SGD 20. Deposit ini akan dikembalikan setelah kita check out. Kita dapat nametag, selimut, sarung bantal dan akhirnya saya bisa bersantai di hostel pertama saya :D

     Setelah bersantai, saya mandi dan melanjutkan perjalanan di sekitar little India, kawasan ini ditinggali oleh mayoritas orang Tamil, kata nya sih lebih kayak bukan Singapura ! memang benar lho. disini mayoritas berkulit hitam dan berbicara bahasa Hindi. Untuk peta lengkap kawasan little india bisa dilihat DISINI . Saya mulanya yakin kalau saya menuju ke arah yang benar, tujuan saya adalah menuju The Verge Little India, eh malah nyasar dan ketemu Tekka Centre, mau ke Tekka centre lewat jalan lain kok malah gak ketemu, akhirnya malah sampai di Sri Mahariamman Temple. Entahlah, saya belum terbiasa dengan penamaan jalan di Singapura, jadi bawaanya nyasar mulu -_-. Berkunjung ke Little India Arcade dan Mustafa Centre jadi batal karena ga tau arah, tapi jalan jalan di kawasan ini sudah cukup menyenangkan. Sayangnya tidak ada foto saya selama berada di sana, karena saya masih merasa takut berinteraksi dengan ras lain pada saat itu.
Kawasan Little India, You'll feel like in India !
     Selesai menjelajah Little india, saya mampir di Tekka Centre untuk membeli makanan berbuka puasa, mata saya tertuju pada satu kedai muslim yang menjual roti prata dan Nasi Briyani (read : Brai-ye-ni). Penasaran bagaimana sih rasanya nasi briyani yang terkenal itu, saya pun memesan satu porsi briyani dan dua lembar roti prata, kalau di total seharga SGD 5.80 (46.225 Rupiah). dan saking hausnya saya terpaksa membatalkan puasa saya dan memakan dua porsi roti Prata dan segelas es teh di Tekka Centre, sayang sekali pemirsa... -_-"
Penjual Nasi Briyani di Tekka Centre - Daftar Harga Menu
     Kembali ke hostel, adzan maghrib pun berkumandang si masjid dekat Hostel saya (sekitar jam setengah delapan malam), spontan saya menangis kala itu, entahlah.... saya merasa jauh sekali dengan keluarga, buka puasa pun dengan makanan seadanya saja, karena keterbatasan dana. disini tak ada gema berbuka puasa, semua dilakukan di tempat kecil, tak ada pedagang asongan yang bejibun menjelang buka, satu satunya tempat di dekat hostel yang menyediakan ta'jil adalah masjid kecil di sebelah hostel, itu pun didominasi kaum tamil India, tak ada orang melayu, apalagi orang jawa :(. Akhirnya dengan tabah saya memakan seporsi nasi briyani di dalam hostel, bersama banyak foreigneers yang minum bir dan whiskey. Rasanya? hmm.... personally I don't really like Nasi Briyani. Ini makanan enak di awal, tapi lama-lama kok ya bikin eneg, plus porsinya yang super besar, membuat saya membuang sebagian porsinya, yah duit gue sia sia -__-

     Seusai makan, saya melanjutkan perjalanan, kali ini saya mengunjungi landmark kota singapura, Merlion Park !. Dari MRT Little India (NE7) ambil rute menuju MRT Rafless Place (NS26), tarifnya SGD 1,20. Sepanjang perjalanan (jalan kaki dari stasiun ke Merlion), saya melewati The Fullerton Hotel. Ya Allah hotelnya baguuusss banget, besar, mewah. Per malam nya berapaan ya? XD haha. Lalu saya juga melintasi Marina Bay, tempatnya kolam renang tertinggi di dunia, tapi sialnya kolam renang itu hanya diperuntukkan bagi penghuni hotel saja :(, padahal rencana mau naik ke atas dan berenang disana.
The Fullerton Hotel dan Marina Bay Sands
     Semakin lama, Merlion semakin terlihat. Kepalanya...badanya... dan jeng jeng.. This is Merlion Statue, ikon kebanggan Singapura. Patung campuran Singa dan Ikan (atau siluman singa?) yang saya dulu lihat di Internet dan saya idam idamkan dua tahun lalu, terpampang jelas di depan mata saat itu. Saya lemas, tidak tahu harus berbuat apa untuk menguungkapkan perasaan bersyukur saya. Saya berjalan sempoyongan menuju tangga di merlion, tempat orang orang biasa duduk dan bersenda gurau. Saya termenung, meratapi pemandangan Merlion Park pada malam hari. Sempat berfikir macam macam, "Bapak sama ibu di Surabaya lagi apa ya..? ini anakmu sudah di Singapura loh bu, pak!" Ujarku dalam hati. Pengalaman saya bisa diibaratkan sebagai film "Eat, Pray, Love" dalam versi lain, saya bukan Julia Roberts dan saya tidak menemukan cinta saya disini haha XD.
Merlion Park di Malam Hari
     Saya melanjutkan trip saya ke Esplanade, hanya berjarak kurang lebih 500 meter dari Merlion park. Ini adalah sebuah gedung yang di desain mirip durian kembar. Sangat menarik, penuh dengan bussinesman dan orang penting lainya. Saya tidak berminat masuk kedalam Esplanade karena saya terlalu capek, saya juga membatalkan kunjungan ke Marina Bay dan Taman "Garden by the bay" dan memilih kembali ke Hostel untuk beristirahat. Saya menarik kesimpulan bahwa kehidupan di Singapura sepertinya terlalu tegang, banyak orang berambisi untuk menjadi kaya, banyak uang, penguasa dll. Sepertinya unsur keramah-tamahan agak (sedikit) dikesampingkan, menurut saya. Dulu jika saya bercita cita untuk tinggal di Singapura, menjadi berubah total karena kehidupan disini yang datar, kualitas SDM nya sangat tinggi, menurut saya terlalu tinggi sehingga terkesan seluruh hidup hanya untuk kerja dan kerja. Entahlah.. apa hanya perasaan saya atau memang betul begitu. Saya kaembali ke hostel dan beristirahat pukul 00.30 Dini hari, tak sabar memulai hari kedua saya esok :).

Pengeluaran Part 2
MRT Changi - MRT Little India (SGD 2.30), Hostel 2 Malam (SGD 21.6), Buka Puasa (SGD 5.8), MRT Little India - MRT Raffles Place (SGD 1.20), MRT City Hall - MRT Little India (SGD 1.10), Teh Tarik (SGD 1.20)
TOTAL : SGD 33.2 (IDR 264.770) 

1 komentar:

  1. Bener sih. Kita yg terbiasa bertemu orang Indo yang ramah jadi merasa aneh disana. Pelayan pun ga ada ramah2nya sama sekali.

    BalasHapus